bakabar.com, RANTAU - Ratusan layang-layang dandang aneka bentuk dan warna, termasuk yang bertuliskan bakabar.com, ikut memeriahkan event tradisi di Desa Purut, Kecamatan Bungur, Tapin, Minggu (1/10) petang.
Tradisi tersebut merupakan salah satu bentuk kekerabatan warga Tapin dan Hulu Sungai Selatan (HSS). Event ini hampir setiap pekan dilakukan, terutama musim kemarau.
"Event layangan dandang ini tidak akan ditemui di daerah lain, kecuali Tapin dan Hulu Sungai Selatan," bangga Zainal Ilmi, salah seorang panitia pelaksana.
Seperti layangan lain, dandang terbuat dari bambu. Proses pembuatan pun kurang lebih sama. Bedanya dandang memiliki ukuran tak terhingga.
"Salah satu kesulitan membuat dandang biasanya mendapatkan dangung," tukas Zainal.
Dangung sendiri adalah bambu yang dilubangi di bagian tengah, lalu dipasang di layangan. Bambu inilah yang kemudian mengeluarkan bunyi mendengung, karena tertiup angin.
Adapun layangan dandang bertuliskan bakabar.com merupakan olah kreasi pemuda dari Desa Tirik, Kecamatan Tapin Tengah. Layangan dipoles dengan warna oranye, lengkap dengan logo.
Sementara salah seorang penonton bernama Muhammad, hampir setiap akhir pekan menyaksikan pertunjukan tersebut.
"Seru saja. Biasanya banyak orang yang datang bermain atau sekadar menonton," paparnya.