bakabar.com, BANJARMASIN – Apa yang terjadi di Barito Putera sekarang tak luput dari perhatian pencintanya. Tak terkecuali legenda hidup Laskar Antasari, Jusup Luluporo.
Kegagalan tiga laga kandang, dua di antaranya harus berakhir dengan kekalahan, membuktikan jika Barito sekarang dalam kondisi terpuruk.
Baca Juga: Kans Ferdiansyah Jalani Debut Liga 1 2019 Bersama Barito
Bagi Jusup yang turut membawa tim ke semifinal Ligina 1 1994/95, kekalahan tersebut suatu hal yang diharamkan di Stadion 17 Mei Banjarmasin.
Kini, ia tahu, seperti apa sakitnya perasaan suporter melihat kekalahan itu terjadi. Setelah winger andalan pelatih Daniel Roekito ini merasakannya pula ketika duduk menyaksikan langsung di tribun utama.
Wajar jika dulu suporter bereaksi begitu keras hingga cenderung anarkis. Teriakan suporter, mulai dari sumpah serapah hingga kata-kata kebun binatang keluar mengejek pemain Barito. Jadi pemain dan pelatih sekarang, harus tahu sejarah dulu, seperti apa tekanan suporter.
Jika suporter demikian, di manajemen ada lagi yang lebih keras. Yakni, sosok alm HA Sulaiman HB atau H Leman, yang tak lain pendiri klub.
Namun, sosoknya yang begitu keras dan disiplin mampu mendongkrak mental pemain, bukan menjatuhkan pemain malah terpuruk.
H Leman, kata Jusup selalu mengingatkan semangat seperti slogannya Kalsel, Haram Manyarah Waja Sampai Kaputing (Tetap semangat dan kuat bagaikan baja dari awal sampai akhir).
“Saya melihat pemain sekarang tidak menanamkan slogan itu. Dulu ketika saya menjadi pemain Barito Putera, kami oleh (alm) abah H Sulaiman HB, semua pemain dipaksa tidak mudah menyerah. Apa lagi kan slogan orang Banjar kan Waja Sampai Kaputing, itu yang membuat kami merasa termotivasi," kata Jusup.
Nah, sekarang lanjut Jusup, tak hanya sosok motivator seperti H Leman, tapi pemain juga tidak punya rasa memiliki Barito.
“Saya ingat betul ketika abah H Leman masih hidup, beliau terus menanamkan kepada kami rasa jiwa memiliki kepada Barito Putera,” lanjutnya.
“Pemain sekarang seakan hilang rasa memiliki Barito Putera, apa lagi ketika saya nonton langsung saat Barito melawan Kalteng Putra,” nilainya.
Lantas sosok H Leman pun begitu dihormati semua pemain. “Ketika beliau berbicara, kami semua pemain tidak berani menatap muka beliau. Bukan berarti kami takut, tetapi kami sadar sebagai pemain apa yang di katakan beliau adalah pukulan buat kami, agar kami tidak mudah menyerah,” jelas Jusup.
Jika hanya seorang manajer Hasnuryadi Sulaiman, menurut Jusup perlu dukungan, karena tidak mampu jika sendirian.
"Menurut saya menejemen harus mencari seorang motivator, seperti sosok Abah H Leman. Kalau Hasnur sendirian kayaknya perlu dukungan. Tidak mungkin beliau sendirian,” harapnya.
Lantas, dukungan itu bisa jadi dari suporter dan pemain sendiri, karena bagian dari keluarga besar Barito. “Perlu juga doa dan dukungan masyarakat Banua, dan managemen harus tahu itu,” pintanya.
Setelah Barito Putera ditinggal Jacksen F Tiago diganti Yunan Helmi, Jusup sedikit menyayangkan. Namun, ia tetap mendukung Yunan.
“Jacksen meninggalkan Barito Putera sangat disayangkan. Namun kalau itu keputusan terbaik dari kedua belah pihak, ya kita bisa apa,” tandasnya.
Jusup pun menaruh harapan besar terhadap mantan rekannya di skuat Laskar Antasari itu. Mengingat Yunan sudah faham mengenai nilai-nilai klub.
"Tetapi sekarang skuat Laskar Antasari harus menatap ke depan, semoga Yunan Helmi mengembalikan marwah tim yang hilang, Waja Sampai Kaputing,"pungkasnya.
Baca Juga: Alasan Pelatih Kiper Barito Tak Bawa Yoo Jae Hoon Hadapi PSIS
Reporter: Ahc10Editor: Ahmad Zainal Muttaqin