bakabar.com, BEIRUT – Masih ada sejumlah korban ledakan di Beirut, ibu kota Lebanon terperangkap di puing bangunan.
Sementara ratusan orang yang terluka dalam ledakan di pelabuhan Beirut dibawa ke rumah sakit.
Kepala Palang Merah Lebanon George Kettaneh mengatakan tidak ada angka pasti jumlah korban yang terluka.
“Karena banyak yang masih terperangkap di rumah-rumah dan di dalam wilayah ledakan. Yang lainnya diselamatkan dengan perahu,” ujarnya dilansir Antara.
Media Lebanon LBCI mengutip Hotel Dieu Hospital di Beirut yang mengatakan bahwa mereka merawat lebih dari 500 orang dan tidak dapat menerima lebih dari itu. Puluhan orang yang terluka perlu operasi, kata rumah sakit itu seraya meminta sumbangan darah.
Rekaman ledakan yang beredar di publik melalui media sosial menunjukkan asap naik dari distrik pelabuhan yang diikuti oleh ledakan besar. Mereka yang merekam apa yang awalnya tampak seperti kobaran api besar kemudian dikejutkan oleh ledakan itu.
“Setidaknya 10 jenazah dibawa ke rumah sakit,” ujar sumber keamanan dan sumber medis mengatakan kepada Reuters.
Sebelumnya, dua ledakan besar mengguncang Beirut, ibu kota Lebanon, Selasa (4/8). 73 tewas dan ribuan lainnya luka-luka.
Video ledakan yang mengguncang bangunan dan menebarkan kepanikan warga itu beredar luas di media sosial.
Kepulan asap berwarna oranye membumbung ke langit setelah ledakan kedua di kawasan pelabuhan setempat. Ledakan diikuti gelombang kejut mirip tornado.
Dari laporan otoritas setempat, korban luka-luka jumlahnya mencapai 4 ribu orang.
Presiden Lebanon Michel Aoun, dilansir Antara, mengatakan sebanyak 2.750 ton amonium nitrat ditimbun selama enam tahun di gudang pelabuhan.
“Penimbunan zat kimia bersifat eksplosif tersebut tidak dapat diterima, karena dilakukan secara serampangan tanpa memperhatikan aspek keamanan,” ujarnya.
Amonium nitrat adalah senyawa kimia yang biasa digunakan untuk pupuk dan menjadi campuran zat dalam konstruksi pertambangan.
Pemerintah setempat langsung menggelar rapat dadakan merespons ledakan. Status darurat selama dua pekan tengah direncanakan.
Editor: Fariz Fadhillah