bakabar.com, MARTAPURA - Viralnya foto adegan mesum oknum kepala desa atau pambakal Desa Tambak Anyar Ulu, Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, berbuntut desakan warga agar ia diberhentikan dari jabatannya.
Puncaknya, Jumat (10/2) tadi malam, ratusan warga menggeruduk kantor desa pambakal. Warga kompak meneriakkan pambakal berinisial RM itu dipecat dari jabatannya.
Ketua DPRD Banjar, Camat, hingga Kapolsek Martapura Timur turun tangan. Kades yang bersangkutan tidak hadir, meski sudah dicari keberadaannya.
Sepekan sebelumnya, tepat Jumat malam, warga juga telah meminta pambakal menghadap warga di kantor desa, namun tak membuahkan hasil lantaran sang pambakal tidak datang.
Pertemuan tadi malam berjalan alot. Dari selepas isya berkumpul, baru pukul 01.30 Wita baru usai.
"Semua RT yang ada di sini meminta agar pambakal tidak lagi (menjabat) sebagai pambakal lagi atau diberhentikan," ucap Guslan, Camat Martapura Timur usai bermediasi dengan warga.
Guslan meminta warga bersabar menunggu proses. Ia menuturkan, bahwa dirinya tidak punya wewenang memecat jabatan pambakal.
"Aspirasi warga ini sudah kita sampaikan ke Dinas PMD, lalu diteruskan ke Bupati Banjar untuk diambil keputusan, karena kewenangan memberhentikan pambakal ada di bupati," urainya.
Pun demikian Ketua DPRD Banjar, HM Rofiqi. Ia menyayangkan atas perilaku oknum pambakal yang tak memberi contoh baik pada masyarakat.
Ia menilai, amarah warga sudah memuncak dan nyaris tidak memungkinkan jika jabatan RM sebagai pambakal dipertahankan.
"Demi menjaga keamanan, saya rasa pambakal ini sudah sepantasnya dinonaktifkan. Kita lihat aturan, keputusan itu ada di tangan bupati," ucap Rofiqi.
Kronologis Terkuaknya Foto Mesum
Awal mula terkuaknya foto mesum pada akhir Januari 2023 lalu. Dari informasi dihimpun, pambakal RM mengirim langsung fotonya yang tidak senonoh tersebut ke grup WatsApp relawan Damkar.
Terkirimnya foto tersebut diduga tidak sengaja. "Kejadiannya tanggal 27 Januari lalu," ucap Wahid, warga setempat.
Perempuan yang ada dalam foto itu berinisial HN (35). Informasi diterima, perempuan tersebut tinggal di kampung sebelah dan sudah bersuami. Pun demikian sang pambakal juga punya istri.
Pasca-tersebarnya foto tersebut, pihak Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) setempat melakukan mediasi secara internal. Mediasi juga melibatkan pihak perempuan dalam foto tersebut.
Menurut warga, pada mediasi tersebut keduanya telah mengakui perbuatannya. Namun berbeda dengan hasil klarifikasi camat, dimana pambakal RM mengaku bahwa foto tersebut hanyalah editan.
Wahid melanjutkan, pada mediasi dengan BPD tersebut sudah diminta mengundurkan diri dari jabatan pambakal, namun tidak dihiraukan.
"Menurut keterangan BPD dia ngotot tidak mau mundur," ucap Wahid.
Kemudian, PBD bersama warga menyurati Dinas PMD Banjar, menyampaikan permintaan agar jabatan pambakal RM diberhentikan.
"Awal - awal kami melaporkan jalur resmi, tapi agak buntu," ungkapnya.
Amarah Warga Memuncak
Amarah warga memuncak setelah pambakal RM berkoar bahwa dirinya tidak akan diturunkan dari jabatannya. Lebih dari itu, ia bahkan menantang warga.
"Dua kali menantang. Pertama dia ngomong: kada harapan bisa menurunkan saya (tidak mungkin ada yang bisa menurunkan saya). Tidak sampai seminggu, ngomong lagi: kalau bisa menurunkan saya, begini (menirukan acungan jempol RM)," ucap Wahid, menirukan ucapan pambakal RM.
Ia menuturkan, sebenarnya warga tidak ingin ribut seperti ini, melainkan menggunakan prosedur hukum berlaku, yakni melapor ke Dinas PMD kemudian ditindaklanjuti bupati.
"Karena ditantang seperti itu, yaudah jadinya masyarakat seperti ini," terangnya.
Alhasil, warga meminta pertanggung jawaban pambakal dan menjadwalkan pertemuan pada Jumat pekan lalu di kantor kepala desa.
Namun sayang, pertemuan tersebut tak terjadi lantaran pambakal dan PMD tak kunjung datang.
Warga pun makin kesal, hingga akhirnya massa warga mendatangi lagi kantor pambakal pada Jumat malam kemarin.
"Saya tidak bisa membayangkan lagi. Sudah mencoreng nama desa, terus kita mau baik-baik ketemuan dengan BPD, aparat desa, pambakal, tapi gak mau ketemu, akhirnya tidak ada titik terangnya sampai lah terjadi malam tadi," papar Wahid.
Kekecewaan Warga atas Kinerja Pambakal
Sebelum beredarnya foto mesum sang pambakal, warga mengaku sudah lama tak puas dengan kinerja RM sebagai kepala desa. Hal ini diungkapkan banyak warga yang ditemui media ini, salah satunya Laila.
Ibu rumah tangga ini menuturkan, kegiatan-kegiatan di kampung nyaris tidak pernah dihadiri kepala desa, seperti adanya kematian maupun acara pernikahan.
"Berurusan juga sulit, mau bikin KTP, BPJS, tidak membantu warga," ucap ibu rumah tangga ini.
Ia mengakui, akibat kasus foto mesum tersebut, dirinya termasuk warga lainnya dapat meluapkan kekesalan atas kinerja pambakal. Terlebih, warga sudah lama mengintai perilaku tidak patut pambakal itu.
"Pokoknya kami tidak mau lagi dia jadi pambakal, karena sudah mencontohkan yang tidak baik dan membuat resah masyarakat. Saya sudah lama malihatakan (membiarkan) karena rumah saya bertetangga," pungkas Laila.
Terkait masalah ini, upaya konfirmasi lewat telepon maupun chat WhatsApp kepada pambakal RM hingga kini belum mendapat tanggapan.