Skandal Mesum

Kronologis Bocornya Skandal Mesum Kades Martapura Kalsel

Bocornya aksi mesum seorang kepala desa (kades) di Martapura Timur membetot perhatian warga Kabupaten Banjar. Gelombang desakan agar si kades diberhentikan teru

Featured-Image
Foto adegan mesum oknum kepala desa di Kecamatan Martapura Timur, Kabupaten Banjar, beredar di masyarakat. Foto-apahabar.com/Hendra Lianor.

bakabar.com, MARTAPURA - Bocornya aksi mesum seorang kepala desa (kades) di Martapura Timur membetot perhatian warga Kabupaten Banjar. Gelombang desakan agar si kades diberhentikan terus mengalir.

Puncaknya pada Jumat (10/2) tadi malam ketika ratusan warga menggeruduk kantor desa pambakal. Warga kompak meneriakkan nama pambakal atau kades berinisial RM itu agar dipecat dari jabatannya.

Ketua DPRD Banjar, camat, hingga Kapolsek Martapura Timur turun tangan. Kades yang bersangkutan tidak hadir, meski sudah dicari keberadaannya.

Baca Juga: Alasan Kades Minta Revisi Jabatan Jadi 9 Tahun

Sepekan sebelumnya, tepat pada Jumat malam, sekadar pengingat warga juga telah meminta si pambakal menghadap ke kantor desa. Namun upaya itu tak membuahkan hasil. Si pambakal tidak datang.

Pertemuan malam tadi pun berjalan alot. Dari selepas isya berkumpul, baru pukul 01.30 Wita pertemuan selesai.

"Semua RT yang ada di sini meminta agar pambakal tidak lagi (menjabat) sebagai pambakal lagi atau diberhentikan," ucap Guslan, Camat Martapura Timur usai bermediasi dengan warga.

Namun Guslan meminta warga bersabar menunggu proses. Ia menuturkan bahwa dirinya tidak punya wewenang memecat si pembakal.

"Aspirasi warga ini sudah kita sampaikan ke Dinas PMD, lalu diteruskan ke bupati Banjar untuk diambil keputusan, karena kewenangan memberhentikan pambakal ada di bupati," urainya.

Pun demikian Ketua DPRD Banjar, HM Rofiqi. Ia menyayangkan atas perilaku oknum pembakal yang tak memberi contoh baik pada masyarakat.

Ia menilai amarah warga sudah memuncak dan nyaris tidak memungkinkan jika jabatan RM sebagai pembakal dipertahankan.

"Demi menjaga keamanan, saya rasa pembakal ini sudah sepantasnya dinonaktifkan. Kita lihat aturan, keputusan itu ada di tangan bupati," ucap Rofiqi.

Kronologis Terkuaknya Foto Mesum

Ilustrasi aktivitas mesum pasangan di Martapura Timur
Ilustrasi aktivitas mesum pasangan di Martapura Timur.(Foto: Pikiran Merdeka)

Awal mula terkuaknya skandal foto mesum si pembakal bermula pada akhir Januari 2023 lalu. Entah sengaja apa tidak, si pambakal RM mengirim langsung foto tak senonohnya itu ke grup WatsApp relawan Damkar.

"Kejadiannya tanggal 27 Januari lalu," ucap Wahid, warga setempat.

Perempuan yang ada dalam foto itu berinisial HN (35). Yang berasal tinggal di kampung sebelah. Celakanya, wanita itu sudah bersuami. Pun demikian sang pambakal juga sudah beristri.

Pasca-tersebarnya foto tersebut, pihak Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) setempat melakukan mediasi secara internal. Mediasi juga melibatkan pihak perempuan dalam foto tersebut.

Baca Juga: Skandal Kombes Yulius, Polisi Belum Juga Buka Peran Tersangka Lain

Menurut warga, pada mediasi tersebut keduanya telah mengakui perbuatannya. Namun berbeda dengan hasil klarifikasi camat. Di mana pambakal RM mengaku bahwa foto tersebut hanyalah editan.

Wahid melanjutkan pada mediasi dengan BPD tersebut sudah diminta mengundurkan diri dari jabatan pembakal, namun tidak dihiraukan.

"Menurut keterangan BPD dia ngotot tidak mau mundur," ucap Wahid.

Kemudian, PBD bersama warga menyurati Dinas PMD Banjar, menyampaikan permintaan agar jabatan pambakal RM diberhentikan.

"Awal - awal kami melaporkan jalur resmi, tapi agak buntu," ungkapnya.

Amarah Warga Memuncak

Kades Ungga Didemo Gegara Chat Mesum
Ilustrasi. Foto-Net

Amarah warga memuncak setelah pembakal RM berkoar bahwa dirinya tidak akan diturunkan dari jabatannya. Lebih dari itu, ia bahkan menantang warga.

"Dua kali menantang. Pertama dia ngomong: kada harapan bisa menurunkan saya (tidak mungkin ada yang bisa menurunkan saya). Tidak sampai seminggu, ngomong lagi: kalau bisa menurunkan saya, begini (menirukan acungan jempol RM)," ucap Wahid, menirukan ucapan pambakal RM.

Sebenarnya warga tidak ingin ribut seperti itu, sambung Wahid. Melainkan menggunakan prosedur hukum berlaku. Yakni melapor ke Dinas PMD kemudian ditindaklanjuti bupati.

"Karena ditantang seperti itu, yaudah jadinya masyarakat seperti ini," terangnya.

Alhasil, warga meminta pertanggung jawaban pambakal dan menjadwalkan pertemuan pada Jumat pekan lalu di kantor kepala desa.

Di Balik Skandal Mesum Mahasiswi Banjarmasin: Koleksi Pribadi hingga Sudah Bertunangan

Namun sayang, pertemuan tersebut tak terjadi. Sebab, si pambakal dan piha PMD tak kunjung datang.

Warga pun makin kesal. Sampai akhirnya massa warga mendatangi lagi kantor pembakal pada Jumat malam kemarin.

"Saya tidak bisa membayangkan lagi. Sudah mencoreng nama desa, terus kita mau baik-baik ketemuan dengan BPD, aparat desa, pambakal, tapi gak mau ketemu, akhirnya tidak ada titik terangnya sampai lah terjadi malam tadi," papar Wahid.

Kekecewaan Warga atas Kinerja Pambakal

Sebelum beredarnya foto mesum sang pambakal, warga mengaku sudah lama tak puas dengan kinerja RM sebagai kepala desa. Hal ini diungkapkan banyak warga yang ditemui media ini, salah satunya Laila.

Ibu rumah tangga ini menuturkan kegiatan-kegiatan di kampung nyaris tidak pernah dihadiri kepala desa, seperti adanya kematian maupun acara pernikahan.

"Berurusan juga sulit, mau bikin KTP, BPJS, tidak membantu warga," ucap ibu rumah tangga ini.

Ia mengakui akibat kasus foto mesum tersebut, dirinya termasuk warga lainnya dapat meluapkan kekesalan atas kinerja pembakal. Terlebih, warga sudah lama mengintai perilaku tidak patut pambakal itu.

"Pokoknya kami tidak mau lagi dia jadi pembakal, karena sudah mencontohkan yang tidak baik dan membuat resah masyarakat. Saya sudah lama malihatakan (membiarkan) karena rumah saya bertetangga," pungkas Laila.

Terkait masalah ini, upaya konfirmasi lewat telepon maupun chat WhatsApp kepada pembakal RM hingga kini belum mendapat tanggapan.

Editor


Komentar
Banner
Banner