Hot Borneo

Kritisi Pemborosan APBN, Memet: 2.000 Triliun Kita Buang ke Laut!

apahabar.com, BANJARMASIN – Politikus senior Kalimantan Selatan, Ahmadi Noor Supit alias Memet, mengkritisi pemborosan Anggaran Pendapatan…

Featured-Image
Politikus senior Kalimantan Selatan, Ahmadi Noor Supit alias Memet. Foto-net

bakabar.com, BANJARMASIN - Politikus senior Kalimantan Selatan, Ahmadi Noor Supit alias Memet, mengkritisi pemborosan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN).

Hal tersebut disampaikan Memet saat menjalani fit and proper test sebagai calon anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Komisi XI DPR, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (19/9) kemarin.

"Apakah kemudian ketika kita banyak sekali mengeluarkan (uang) dari pusat ke daerah, kemiskinan berkurang signifikan? Apakah pengangguran berkurang signifikan? Juga tidak," ucap Memet seperti dilansir bakabar.com dari Kompas, Selasa (19/9) malam.

Ia menegaskan, fungsi pengawasan BPK harus diperkuat agar anggaran pemerintah bisa digunakan sesuai peruntukannya.

Sewaktu menjabat ketua Komisi XI DPR pada 2016 silam, Memet kerap menyampaikan keresahannya terkait pemborosan APBN.

"Selalu saya sampaikan Rp 2.000 triliun kita buang-buang ke laut," katanya.

Ia menilai, pemborosan anggaran dikarenakan kinerja kementerian, lembaga dan pemerintah daerah yang tumpang tindih.

Bahkan, dirinya pernah meminta Presiden Joko Widodo untuk melalukan terobosan pengaturan keuangan negara.

"Empat mata saya ngomong dengan Pak Jokowi, kalau Bapak memimpin begini, tidak melakukan perubahan total, Indonesia tidak akan pernah maju," pungkasnya.

Keluar dari Golkar

img2

Politikus senior Kalimantan Selatan, Ahmadi Noor Supit alias Memet. Foto-net

Memet secara resmi terpilih menjadi anggota BPK periode 2022-2027, menggantikan Harry Azhar Azis yang meninggal dunia, pada Desember 2021 lalu.

Lantas, ia memilih mundur sebagai kader partai Golkar.

Ketua Komisi XI DPR RI, Kahar Muzakir mengungkapkan bahwa Memet tidak lagi menjabat sebagai pengurus partai Golkar.

"Soal itu kan kalau dia masuk ke sana (BPK) tidak jadi orang partai. Kan harus berhenti dari partai," ungkapnya.

Hal ini dilakukan agar hasil dari kinerja anggota BPK terpilih sesuai dengan kaidah yang telah ditetapkan baik menurut standar di Indonesia maupun Internasional.

Tidak hanya itu, keluarnya Memet dari Golkar juga demi menjaga netralitas dirinya sebagai anggota BPK.

"Supaya hasilnya sesuai dengan kaidah-kaidah yang telah ditetapkan baik menurut standar Indonesia dan internasional," jelasnya.

Kahar menambahkan, hal yang penting dan utama dari seseorang menjadi anggota BPK adalah hasil fit and proper test yang bagus.

Untuk itu, ia berharap agar Memet mampu mengemban tugas dan tanggung jawab yang baru.

"Harapannya kinerjanya akan menjadi lebih baik kan sesuai tupoksi BPK membuat negara menjadi tidak rugi," tutupnya.



Komentar
Banner
Banner