bakabar.com, JAKARTA - Pencocokan dan Penelitian (Coklit) yang dilakukan oleh Panitia Pemutakhiran Data Pemilih (Pantarlih) masih berlangsung, hingga 14 Maret 2023. Kegiatan ini dilakukan demi mencocokan data pemilih agar tidak ada tumpang tindih. Menanggapi hal tersebut KPUD DKI Jakarta lakukan monitoring coklit di beberapa kecamatan.
Ketua KPUD DKI Jakarta, Sunardi menjelaskan monitoring ini tak lain demi lancarnya proses coklit, selain itu kegiatan monitoring ini juga merupakan bagian dari sosialisasi terhadap warga, agar bisa menerima dengan baik, para petugas yang mendatangi rumah mereka.
“Selain monitoring ini juga merupakan bagian dari sosialisasi kepada para warga agar petugas diterima saat melakukan tugasnya,” tuturnya, Sabtu (18/2). Menurutnya penting agar proses coklit lancar dan selesai tepat waktu.
Lebih lanjut, Sunardi menegaskan jika coklit berperan penting agar menghasilkan data pemilih yang akurat dan mutakhir. Dengan begitu tidak ada penggelembungan suara dalam pemilihan.
Metode sensus atau mendatangi pemilih dari rumah ke rumah, sebagaimana prinsip pemutakhiran data pemilih pada dasarnya merupakan proses yang sangat matematis.
“Petugas melakukan dua langkah utama, yakni penambahan dan pengurangan. Dalam proses itu, petugas akan melakukan tiga langkah utama yaitu Catat, Perbaiki, Coret atau CPC,” katanya.
Petugas akan mencatat nama-nama warga pemilih yang telah memenuhi syarat, namun belum terdaftar dalam daftar pemilih, termasuk mencatat nama-nama pemilih yang berkebutuhan khusus.
Sementara itu, ia juga berharap agar warga berpartisipasi aktif dalam proses coklit, dengan membantu memastikan keluarga dan tetangga sekitar juga turut terdaftar, agar tidak ada kekosongan suara, atau tindak curang lain, seperti penggelembungan suara.
