Hot Borneo

KPMP Kalsel Minta Pemuda Tidak Abstain pada Pemilu 2024

apahabar.com, BANJARMASIN – Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) Kalimantan Selatan (Kalsel) menyoroti…

Featured-Image
Talk Show dengan tema “Pandangan Generasi Muda Terhadap Pancasila Sebagai Way of Life dan Dasar Negara Dalam Menghadapi Pemilu 2024”, Minggu (25/9) sore. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Komando Pejuang Merah Putih (KPMP) Kalimantan Selatan (Kalsel) menyoroti pentingnya pemahaman pemuda terhadap Pancasila sebagai way of life dan dasar negara dalam menghadapi Pemilu 2024.

"Kita mengedukasi pemuda terkait Pancasila sebagai way of life dan dasar negara dalam menghadapi Pemilu 2024. Mengingat, pemilu lahir dari Pancasila itu sendiri," ucap Ketua KPMP Kalsel, Adhi Surya Said saat Talk Show dengan tema "Pandangan Generasi Muda Terhadap Pancasila Sebagai Way of Life dan Dasar Negara Dalam Menghadapi Pemilu 2024", Minggu (25/9) sore.

Ia berharap agar pemuda Kalsel tidak abstain pada Pemilu 2024 mendatang. Sebab menurutnya, serangan [informasi, red] di media sosial melalui smartphone sangat mempengaruhi pandangan pemuda.

"Ini seperti cuci otak. Jangan sampai mereka golput, dan jangan sampai terjadi keributan seperti tragedi Banjarmasin 23 Mei 1997 silam," katanya.

Sementara itu, Datuk Cendikia Hikmadiraja Kesultanan Banjar, Dr. Taufik Arbain menyebutkan bahwa terdapat tiga hal terkait Pancasila sebagai way of life dewasa ini.

Pertama, jelas dia, tidak perlu menabrakkan antara Pancasila dengan nilai-nilai keagamaan.

"Karena itu sudah final dan diterima bangsa Indonesia," sebutnya.

Kemudian yang kedua, sambung dia, bagaimana Pancasila menjadi jalan untuk melihat pergerakan demokrasi menjelang Pemilu 2024.

"Pancasila memberikan kontribusi terhadap dinamika kebijakan. Artinya, kita ingin mendorong pengambil keputusan di negeri ini untuk membuat kebijakan yang berpihak kepada kepentingan rakyat," jelasnya.

Ketiga, tambah dia, Pancasila harus tetap memperkuat kebangsaan. Mengingat, masalah ini dinilai masih belum selesai.

"Politik identitas masih menguat, sehingga siapa yang menjadi presiden, apakah suku A, B atau C."

"Ketiga hal ini yakni demokrasi, dinamika kebijakan dan kebangsaan itu penting untuk menjawab kehadiran Pancasila sebagai way of life menjelang Pemilu 2024," tutupnya.

Komentar
Banner
Banner