bakabar.com, KOTABARU - Kurang lebih satu setengah bulan, Kotabaru tak diguyur hujan.
Kondisi itu praktis membuahkan keresahan warga di daerah berjuluk Bumi Sa Ijaan, bahwa kemarau panjang kembali bakal melanda.
Mengaca pada tahun-tahun sebelumnya saat dilanda kemarau panjang, persoalan klasik krisis air selalu terulang.
Hal tersebut dikarenakan kondisi debit air waduk andalan di Kotabaru yang mengandalkan tadah hujan mengalami penurunan, hingga pihak Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) terpaksa memberlakukan sistem giliran distribusi air ke pelanggan.
"Iya, tentu saja kami cukup khawatir kemarau panjang datang lagi tahun ini, sebab jika itu terjadi kondisinya pasti susah air, hingga harus beli," ujar Jannah, salah satu warga Desa Semayap, Pulau Laut Utara, Sabtu (19/8) siang.
Menyikapi itu, Plt Kepala PDAM Kotabaru Tri Basuki menyatakan, distribusi air bersih untuk warga atau pelanggan masih dinilai aman meskipun hujan sudah turun selama 1,5 bulan.
Menurut Tri, sejumlah upaya untuk mengantisipasi menghadapi musim kemarau telah dilakukan agar distribusi air bersih kepada masyarakat tetap berjalan lancar.
Berdasarkan arahan bupati, melalui Dinas PUPR telah rampung membangun Intake Air Bersih yang memadai di kawasan Desa Sebelimbingan, Kecamatan Pulau Laut Utara, dan airnya telah disuplai ke waduk Gunung Ulin.
"Jadi, pengalaman tahun-tahun lalu, kalau sudah 1,5 bulan tidak hujan maka kondisi air di waduk Gunung Ulin itu turun dan distribusinya juga harus bergilir," ujar Tri.
"Untungnya ada bantuan suplai dari Intake Air Bersih Sebelimbingan, jadi kondisi air di Waduk Gunung Ulin saat ini masih aman hingga sekitar tiga bulan ke depan," pungkasnya.
Sementara Ketua Komisi II DPRD Kotabaru Awaludin salah satu mitra kerja PDAM juga telah melakukan pengecekan langsung kondisi debit air di Waduk Gunung Ulin, dan Intake Air Bersih di Sebelimbingan.
"Kita tadi malam sudah meninjau langsung ke Waduk dan Intake Sebelimbingan. Jadi, memang untuk saat ini sampai beberapa bulan nanti air kita masih itu berkat adanya suplai dari Intake Sebelimbingan," kata Awal.
Meski demikian, Awaludin juga berharap agar Waduk Gunung Ulin dapat dimaksimalkan atau dilakukan pelebaran agar penampungan airnya dapat meningkat dan aman saat dilanda kemarau panjang.
"Solusinya memang waduk kita itu harus dilebarkan, dan pemerintah daerah juga harus melakukan pembebasan lahannya, agar pelebaran waduk dapat terealisasi," ujarnya.
"Nah, terakhir kami juga mengingatkan kembali agar masyarakat dapat menghemat penggunaan air bersih, atau memakai air seperlunya saat musim kemarau ini," pungkasnya.