bakabar.com, BANJARMASIN – Banyak yang meragukan Ello saat dipilih menjadi salah satu vokalis Dewa 19 bersama Virzha, Ari Lasso, dan Once. Tapi peforma Marcello Tahitoe dalam konser 30 tahun berkarya Dewa 19 di Gedung Sultan Suriansyah Banjarmasin, Minggu (31/7) malam, sudah meruntuhkan segala keraguan itu. Sekali lagi, dalam urusan musik, jangan pernah ragukan Master Ahmad Dhani.
Pria kelahiran 20 Februari 1983 itu benar-benar menunjukkan kualitasnya. Ello membuktikan dia layak dipilih menjadi vokalis band sebesar Dewa 19 melalui vokalnya yang tak hanya tinggi, tapi juga bertenaga.
Satu hal lain yang membuat Ello memesona adalah tongkrongannya yang asyik. Gesture tubuh, cara dia merespons antusiasme penonton, dan aura rockstar fans berat Nirvana itu memang tak bisa dibantah. Peforma Ello diatas panggung ini berhasil menutupi penampilan Virzha yang terkesan malu-malu.
“Apaa habaaar Banjarmasin,” kata Ello setelah menyanyikan “Restoe Bumi” dan “Kita Tidak Sedang Bercinta lagi” bersama Virzha.
“Apa habaar piaan?” kata Virza yang disambut riuh penonton.
Setelahnya, dari atas panggung Dewa 19 mengumumkan kabar duka terkait ketidakhadiran Once karena Covid-19 dan gitaris aditional Dewa 19, Vega Antares, yang kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan.
Dewa 19 kemudian menyanyikan salah satu lagu yang spesial untuk tur ini. Itu adalah lagu ciptaan mendiang Erwin Prasetya berjudul “Still I’m Sure We’ll Love Again” dari album Format Masa Depan (1994). “Ini lagu yang khusus kita mainkan untuk tur 30 tahun Dewa 19,” kata Ahmad Dhani.
Selain memainkan lagu-lagu yang jarang dimainkan di atas panggung, Dewa 19 juga banyak memainkan lagu-lagu up beat yang sukses membakar antusiasme penonton. Saat Ahmad Dhani menyanyikan “Cinta Gila” dan “Sedang Ingin Bercinta”, misalnya, penonton begitu heboh. Mereka yang memegang tiket gold tak kuasa untuk berdiri dan meninggalkan kursinya masing-masing.
Bicara konser 30 tahun berkarya Dewa 19 juga tak bisa lepas dari kenangan dan romantisme. Ada banyak penonton yang datang untuk ‘sekadar’ menonton konsernya, tapi yang terlihat justru mereka sedang merayakan kenangan dan romantisme masa lalu.
Ini jelas tergambar saat Dewa 19 memainkan “Risalah Hati” dan “Lagu Cinta” dari album Bintang Lima. Dewa 19 sukses membawa para penonton flash back ke masa 22 tahun lalu, saat album itu pertama kali dirilis.
Para penonton seakan tak diberi waktu untuk beristirahat, karena Dewa 19 terus memainkan hits-hits andalannya seperti “Bukan Siti Nurbaya”, “Roman Picisan”, “Kirana”, “Pupus”, “Arjuna”, dan “Separuh Nafas”. Teriakan legendaris ala Freddie Mercury dalam konser Live Aid di Stadion Wembley tahun 1985 juga sempat ditirukan oleh personel-personel Dewa 19 di lagu Separuh Nafas.
“Eeee…Oooo,” kata Ahmad Dhani yang langsung diikuti semua penonton. Teriakan ini kemudian dilanjutkan oleh Ello dan Virzha. Bahkan Yuke dan Agung pun sampai dipaksa menirukan teriakan itu. Sampai kemudian Andra yang ikut berteriak lewat cabikan gitarnya. Semua penonton kompak mengikuti.
Koor penonton makin memuncak saat Dewa 19 memainkan lagu sejuta umat: Kangen. Ribuan penonton yang hadir menyalakan flash light dan ikut larut dalam lagu yang dirilis 30 tahun silam itu.
Kualitas sound yang menggelegar serta video tron dan lighting yang memukau menambah pecah konser tadi malam. Gedung Sultan Suriansyah Banjarmasin penuh sesak. Penonton yang datang tak hanya dari Banjarmasin dan Banjarbaru, tetapi juga ada yang dari Batulicin. Bahkan, tak sedikit warga Kalteng dan Kaltim yang tak mau menyiakan kesempatan menyaksikan konser istimewa ini. Salah satu pujian juga harus ditujukan kepada event organiser Redline Kreasindo.
“Banyak kejadian hingga kita bisa sampai kesini. Dan ternyata kalian luar biasa banget,” teriak Ello yang disambut riuh penonton.
Suksesnya Konser 30 Tahun Berkarya di Banjarmasin: Dewa 19 is LEGEND!
Dari konser ini, Dewa 19 sudah membuktikan mereka bukan band yang muncul satu dua album, lalu lenyap ditelan zaman. Mereka juga bukan sekelompok musisi yang hadir di industri musik Indonesia untuk sekadar populer dan agar lagu-lagunya terkenal di acara-acara hajatan.
Di usia ke-30 tahun, Dewa 19 makin sulit dikejar band-band lain seusianya, termasuk band-band yang lahir di era sekarang. Dewa 19 pernah membuat lagu sederhana, lalu laku dijual. Dewa 19 juga pernah membuat lagu-lagu dengan aransemen yang rumit dan lirik-lirik yang jauh dari tradisi musik populer Indonesia, tapi terbukti bisa laku di pasaran. Lagu bertema cinta, sosial, hingga politik juga sudah mereka sikat.
Satu hal yang sulit disaingi adalah fakta bahwa Dewa 19 adalah band yang tiket konsernya paling diburu meski berharga mahal. Baru-baru ini, tiket konsernya di Malaysia langsung sold out.
Jika hari ini kata ‘legendaris’ sudah seperti kacang goreng, karena banyak disematkan pada musisi-musisi ‘kemarin sore’, maka status legendaris yang disematkan kepada Dewa 19 bukan lagi sesuatu yang harus diperdebatkan.
Dewa 19 is LEGEND!