bakabar.com, BARABAI – Keberadaan Komunitas Adat Terpencil (KAT) di hunjuran pegunungan Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) rupanya mencuri perhatian PT Indomaret Cabang Banjarmasin (Kalselteng).
Terlebih setelah potensi Dusun Danau Canting Desa Hinas Kiri Kecamatan Batang Alai Timur (BAT) HST, terpilih sebagai etalase KAT, 2019 lalu.
Warga di sana pelan-pelan mulai meningkatkan sejumlah kegiatan sosial, sebagai bukti antusias warga KAT yang mendiami kaki pegunungan Meratus di HST.
Mulai dari meningkatan potensi alamnya, kesejahteraan warga dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi seperti membudayakan madu kelulut dan jagung pipil.
Rupanya hal ini menarik perusahaan retail modern, PT Indomaret Cabang Banjarmasin (Kalselteng) untuk membantu masyarakat KAT di hunjuran Meratus itu.
Selain Danau Canting, ada Sungai Bumbung Desa Hinas Kanan Kecamatan Hantakan yang juga mendapat bantuan.
Melalui program ‘Peduli Adat Terpencil’, PT Indomaret memberikan bantuan sarana dan prasarana bagi warga di sana.
Seperti program penghijauan, pengadaan pipanisasi, penampungan air bersih, MCK dan Balai Pertemuan Adat hingga perabotan dapur rumah tangga.
Kepala Dinas Sosial HST, HM Yusuf mengapresiasi pihak Indomaret. Dia menilai apa yang dilakukan PT Indomaret adalah suatu dukungan terhadap kegiatan maupun program KAT yang dilaksanakan sampai hari ini.
Kata Yusuf, ada banyak potensi sumber daya alam di Danau Canting yang perlu dikembangkan. Tujuannya demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat khsusnya pertumbuhan ekonomi.
Hal itu, kata Yusuf, perlu dipikirkan bersama-sama para pemangku kebijakan. Supaya potensi alamnya selaras dengan sumber daya manusianya.
“Ini akan jadi luar biasa kalau kita kembangkan potensi-potensi yang ada dengan binaan teknis masing-masing SKPD seperti, perikanan dan pertanian. Kalau di sini sudah ada jagung pipil. Ini potensi yang luar biasa, tinggal bagaimana memodifikasi hal itu,” kata Yusuf usai syukuran Indomaret di Balai Pertemuan Adat Danau Canting, Selasa (29/9).
Sejauh ini, kata Yusuf, kegiatan-kegiatan masyarakat KAT tak lepas dari dukungan Kemensos RI. Khususnya program-program masyarakat KAT di Danau Canting.
“Ini bukan ‘ending’ dari kegiatan KAT. Mudah-mudahan bisa dikembangkan lagi oleh masyarakat sendiri. Sehingga Danau Canting merupakan satu-satunya yang menjadi tolak ukur bagaimana keberadaan KAT,” tutup Yusuf.
Jauh-jauh datang dari Banjarmasin menuju wilayah Timur di HST, Wakil Ketua Deputi PT Indomaret Kalselteng, Bambang Purwanto dan jajarannya mengadakan syukuran di Balai Pertemuan Adat Danau Canting setelah semua bantuan merampungkan bangunan itu.
Disebutkan Purwanto, dia dan jajarannya baru pertama kali menginjakkan kaki di Dusun Danau Canting. Namun bukan kali pertama pihaknya mengadakan kegiatan sosial tersebut.
Sebelum di HST, sudah ada kegiatan sosial PT Indomaret ini. Yakni menyalurkan bantuan bagi warga yang terdampak Covid-19 melalui Penjabat Sekda Faried Fakhmansyah.
Terpilihnya Danau Canting sebagai penerima bantuan Program Peduli Adat Terpencil, kata Purwanto, setelah pihaknya melihat beberapa bangunan dan manfaatnya. Seperti pengelolaan air, bangunannya hingga masyarakatnya.
“Kami, selaku perusahaan retail yang sudah 4 tahun berada di Kalsel, ini (bantuan) adalah bentuk partisipasi kami ikut membantu masyarakat KAT,” kata Purwanto.
Disinggung mengenai apakah Indomaret bakal melebarkan sayapnya di HST, Purwanto menyebutkan hal itu tergantung regulasi Pemkab.
“Harapannya kami bisa hadir. Tapi apapun nanti, kita tidak bisa memaksa. Daerah (HST) mempunyai kebijakan sendiri,” aku Purwanto.
Namun yang jelas, kata Purwanto, mengenai izin retailnya tidak dibahas dalam agenda bantuan untuk Masyarakat tadi.
“Kita tidak membicarakan itu di sini (Danau Canting),” tutup Purwanto.
Ketua Pelaksana Yayasan Pancar Kasihan mewakili warga KAT, Kosim berharap bantuan tidak hanya mengalir dari Indomaret. Tapi juga dari berbagai lintas sektoral.
Khsususnya untuk membantu kesejahteraan masyarakat KAT. Seperti bangunan rumah atau kediaman warga Danau Canting.
Melihat kondisi perumahan KAT yang terbuat dari kayu, Kosim menilai hanya bisa bertahan 5-10 tahun.
Mengingat masyarakat adat Meratus sering berpindah-pindah untuk menggeluti sebuah ladang yang ada di sehunjuran pegunungan, Kosim berharap ada bantuan untuk rehab rumah menjadi semi permanen.
Tujuannya agar masyarakat KAT tetap berdomisili dan menetap di Danau Canting. “Mudah-mudahan ada tanggapan,” tutup Kosim.