bakabar.com, BANJARBARU – Komisi III DPRD Banjarbaru mengevaluasi proyek renovasi Kolam Renang Idaman yang telah lama menjadi ikon kebanggaan masyarakat.
Evaluasi dilakukan menyusul kunjungan lapangan ke lokasi proyek, Jumat (7/3). Hasilnya terdapat sejumlah catatan penting, baik dari sisi anggaran maupun kualitas pelaksanaan pekerjaan.
Wakil Ketua Komisi III DPRD Banjarbaru, Ronauli Saragi, menjelaskan bahwa pihaknya menemukan ketidaksesuaian dalam sistematika tahapan pekerjaan antara tahap pertama dan kedua.
Beberapa pekerjaan yang semestinya dapat diselesaikan secara menyeluruh dalam satu tahap justru dibagi menjadi dua tahap, yang dinilai menimbulkan kesan pekerjaan belum rampung.
“Contohnya seperti kanopi tempat duduk yang struktur duduknya sudah selesai di tahap pertama, tetapi atapnya baru akan dikerjakan di tahap kedua. Hal yang sama terjadi di area tribun, di mana hanya lantainya yang selesai pada tahap pertama, sisanya tertunda ke tahap berikutnya,” ungkap Ronauli, Sabtu (15/3).
Menurutnya, pola pembagian pekerjaan seperti ini berisiko menimbulkan kesan negatif di masyarakat karena secara fisik tampak tidak selesai, meskipun pembagian tahap didasarkan pada alasan teknis dari Dinas PUPR.
“Dinas PUPR beralasan pembagian tahap ini dilakukan agar tidak mengganggu operasional kolam yang menjadi salah satu sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah). Tapi kami menilai, selama masa renovasi, wajar saja jika ada gangguan. Justru akan lebih baik bila pekerjaan di satu area diselesaikan sekaligus agar hasilnya lebih maksimal dan tidak terkesan setengah-setengah,” jelasnya.
Dalam evaluasi tersebut, Ronauli juga mengungkapkan rincian anggaran yang telah dikucurkan. Tahap pertama renovasi menelan anggaran sekitar Rp5,9 miliar dengan ruang lingkup pekerjaan meliputi renovasi tribun, kolam utama, kolam anak, kolam persiapan atlet, kafetaria, panggung, toilet, ruang ganti, serta pintu gerbang utara.
Sementara tahap kedua yang akan dilaksanakan pada 2025, dianggarkan sekitar Rp6 miliar. Fase ini mencakup pembangunan kolam renang khusus perempuan, perbaikan loker dan ruang ganti, serta penambahan food court.
“Masyarakat tidak mengetahui detail teknis pembagian pekerjaan per tahap. Yang mereka lihat hanya fisik bangunan. Jadi kalau ada kanopi tanpa atap, mereka akan menilai itu belum selesai. Di sinilah pentingnya pekerjaan tahap kedua dilaksanakan dengan baik dan menyeluruh,” pungkasnya.
Komisi III menegaskan komitmennya untuk terus mengawasi pelaksanaan tahap kedua agar renovasi Kolam Renang Idaman benar-benar memberikan manfaat maksimal sebagai ruang publik yang menjadi perhatian masyarakat luas.