bakabar.com, SAMARINDA – Pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) ke Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur, rupanya masih mendapat sorotan dari sebagian masyarakat.
Bahkan suara miring terkait penolakan pemindahan masih berlangsung hingga sekarang.
Gubernur Isran Noor mengaku baru dihubungi seorang tokoh nasional yang menyebut ada 25 ribu orang tidak setuju IKN pindah ke Kaltim.
“Saya baru dua minggu lalu dihubungi seorang tokoh nasional. Dia bilang ada 25 ribu orang menolak ibu kota negara pindah,” ucap Isran Noor melalui siaran pers tertulis yang diterima bakabar.com, Jumat (10/6) malam.
Pernyataan itu disampaikan Isran di hadapan tamu undangan yang tergabung dalam Himpunan Pengusaha Nahdliyin (HPN) di The Sultan Hotel Jakarta pada Rabu (8/6).
Gubernur Isran Noor yang juga Ahkwan PBNU RI menegaskan masih ada 277 juta lebih warga bangsa ini yang setuju mendukung pemindahan IKN Nusantara.
“Saya jawab itu ukurannya. Jadi kalau ada yang menolak 25 ribu, tapi masih ada yang jumlahnya lebih besar menerima bahkan mendukungnya,” tegasnya.
Orang nomor satu Benua Etam ini pun menjelaskan urusan pemindahan IKN bukan urusan ecek-ecek, tapi sebuah big legacy.
“Sebuah legacy besar seorang kepala negara,” sambungnya.
Tiga pemimpin besar (presiden) bangsa ini, kata dia, sudah ingin memindahkan IKN, namun tidak terwujud.
“Dan bisa terwujud di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo, ini kan luar biasa,” ujarnya.
Menurutnya, apresiasi besar seluruh anak bangsa patut diberikan kepada Presiden Jokowi serta dukung penuh dalam pembangunan dan pengembangan IKN kedepannya.
“Bukan karena Kaltim yang dipilih, terus saya membangga-banggakan Bapak Jokowi,” kilahnya.
Tapi jelasnya, bagaimana dampak dari sebuah legacy besar kepala negara akan membangkitkan peradaban dan sentra-sentra baru ekonomi bangsa Indonesia, bahkan bangsa-bangsa di dunia.