Kolik Bayi

Kolik Bayi, Tangisan Panjang dan Penyebabnya

Kolik bayi biasa terjadi. Tapi banyak orang tua tak paham penyebabnya.

Featured-Image
Kolik bayi menjadi suatu episode tangisan yang berlebih. Foto: ridofranz/istock photo

bakabar.com, JAKARTAKolik bayi biasa terjadi. Tapi banyak orang tua tak paham penyebabnya. 

Melansir Mayo Clinic, kolik adalah kejadian di mana bayi yang sehat sering menunjukkan tangisan atau gelisah yang berkepanjangan dan kuat.

Ini sering kali membuat orang tua merasa frustrasi karena bayi mengalami ketidaknyamanan tanpa alasan yang jelas, dan tidak ada cara untuk meredakannya. Biasanya, episode ini terjadi pada malam hari ketika orang tua sudah lelah.

Biasanya, episode kolik mencapai puncaknya ketika bayi berusia sekitar 6 minggu, dan kemudian berangsur-angsur berkurang ketika bayi mencapai usia 3 hingga 4 bulan.

Kolik bayi biasanya terjadi pada usia 6 Minggu dan terus berkembang sampai usia bayi Foto: anchiy/istock photo
Kolik bayi biasanya terjadi pada usia 6 Minggu dan terus berkembang sampai usia bayi 3-4 bulan. Foto: anchiy/istock photo

Meskipun tangisan berlebihan ini akan mereda seiring berjalannya waktu, menghadapi kolik dapat menambah tingkat stres yang signifikan dalam merawat bayi yang baru lahir.

Baca Juga: Ingin Beri Air Putih Pada Bayi? Simak Dulu Penjelasan Kemenkes

Penyebab pasti dari kolik bayi masih belum sepenuhnya dipahami oleh para ahli medis, dan ada beberapa teori yang berbeda mengenai faktor-faktor yang dapat memicu kolik pada bayi. Beberapa faktor yang mungkin berperan dalam menyebabkan kolik bayi.
Dikutip dari Mayo Clinic, ini beberapa penyebab terjadinya kolik pada bayi:

Kematangan Sistem Pencernaan
Beberapa ahli berpendapat bahwa kolik bisa terkait dengan ketidakmatangan sistem pencernaan bayi. Sistem pencernaan mereka masih berkembang dan mungkin mengalami kesulitan dalam mengatasi sejumlah makanan atau zat tertentu.

Intoleransi atau Alergi Makanan
Beberapa kasus kolik mungkin berkaitan dengan intoleransi atau alergi terhadap makanan tertentu yang dikonsumsi oleh ibu (jika bayi mendapat ASI) atau oleh bayi sendiri jika sudah mulai makan padat.

Gas dan Kembung
Gangguan pencernaan seperti gas dan kembung bisa menyebabkan ketidaknyamanan yang signifikan pada bayi dan memicu episode kolik.

Kelebihan Stimulasi
Terlalu banyak rangsangan visual, auditori, atau lingkungan yang terlalu bising dapat membuat bayi menjadi rewel dan menunjukkan gejala kolik.

Regulasi Emosi yang Belum Berkembang
Bayi mungkin belum sepenuhnya berkembang dalam hal kemampuan untuk mengatur emosi mereka. Ini dapat mengakibatkan tanggapan berlebihan terhadap rangsangan sehari-hari.

Perubahan Rutinitas
Perubahan dalam rutinitas harian, seperti tidur atau pola makan, bisa mengganggu bayi dan menyebabkan episode kolik.

Baca Juga: 10 Persen Anak Usia Remaja Alami Gangguan Kesehatan Mental dan Emosional



Stres Lingkungan
Lingkungan yang bising, gelap, atau berlebihan dalam hal rangsangan bisa membuat bayi merasa tidak nyaman dan berkontribusi pada kolik.

Perubahan Hormonal
Beberapa ahli mengaitkan kolik dengan perubahan hormon dalam tubuh bayi setelah lahir.

Penting untuk diingat bahwa setiap bayi adalah individu, dan penyebab kolik mungkin bervariasi dari satu bayi ke bayi lainnya. Jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kolik bayi Anda, penting untuk berkonsultasi dengan dokter anak atau profesional kesehatan yang kompeten untuk mendapatkan panduan dan saran yang sesuai.

Editor


Komentar
Banner
Banner