bakabar.com, PALANGKARAYA – Rabiatul Adawiyah, perawat RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya, Kalimantan Tengah, mengembuskan nafas terakhir, Sabtu (2/5).
Video penghormatan jenazah beredar di media sosial. Tampak jajaran direktur rumah sakit setempat dan tenaga medis lain, melepas kepergian mendiang ke tempat peristirahatan terakhir.
Sejumah petugas pengantar jenazah menggunakan alat pelindung diri (APD) lengkap. Dari sini muncul kabar liar bahwa mendiang terinfeksi Covid-19.
Direktur RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya drg Yayuk Indriati didampingi Humas dr Riza Syahputra yang dihubungi melalui whatsapp menjelaskan perawat tersebut sebelumya menjalani operasi sesar.
“Dan ada batu empedu juga. Hasil rapid tesnya reaktif, tetapi belum sempat swab sudah meninggal,”kata Riza.
Kendati hasil rapid tes reaktif, lanjut Riza, belum bisa dipastikan meninggal karena Corona.
“Karena yang menentukan adalah hasil swab PCR,” jelasnya,
Menurut Riza, perawat tersebut bertugas di ruang rawat inap non-isolasi corona virus disease atau Covid-19.
“Tetapi bukan yang ikut menangani pasien Corona,” jelasnya.
Tak dimungkirinya, tenaga medis memang rentan terpapar virus corona dan didera kelelahan dalam bertugas.
Apalagi saat ini jumlah pasien Covid 19 yang dirawat semakin membeludak. Makanya jika ada keluhan sebaiknya segera memeriksakan diri.
“Saya juga sudah rapid tes, dan ada batuk beberapa hari. Tapi Alhamdulillah non-reaktif dan sudah empat hari istirahat tidak masuk kerja,”imbuhnya.
Sementara itu Wakil Direktur RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya dr Theodorus Sapta Atmadja, mengatakan kendati tidak mengenal dekat dengan si perawat.
Tetapi menurutnya, sosok Rabiatul, merupakan perawat yang ramah dan rajin dalam bertugas.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Tengah dr Suyuti Syamsul meneruskan whatsapp dari salah satu pejabat RSUD Doris Sylvanus Palangka Raya Agustina Nugrahini.
“Maaf saya klarifikasi. Almarhumah post operasi SC dan luka masih basah. Datang dengan sesak, wajah dan tubuh bengkak serta sclera mata dan tubuh kuning (ikterik),”ujarnya.
Hasil menyatakan insufisiensi ginjal arah gagal ginjal dan ada batu empedu, sehingga kemungkinan imunitas turun.
“Hasil rapid test tadi pagi reaktif sebelum meninggal. Saya infokan semua yang rapid test reaktif akan dilakukan swab atau test PCR,”tuturnya.
Ada 7 tenaga kesehatan, rapid test reaktif malah hasil swab 2 kali negatif semua.
Pasien juga banyak yang hasil rapid test reaktif ternyata swab negatif atau bukan Corona.
“Jadi almarhum meninggal bukan karena Covid 19. Belum ada hasil swab atau PCR yang bersangkutan,”tegasnya.
Perawat tersebut, masih aktif bekerja. Saat ini statusnya cuti melahirkan. 40 hari yang lalu, operasi sesar di RS Doris Sylvanus.
“Sesudah SC sempat dua kali dirawat di PKU Muhamadiyah. Kamis kemarin masuk RSDS dengan sepsis,” imbuhnya.
Reporter: Ahc23
Editor: Fariz Fadhillah