bakabar.com, SAMARINDA – Peristiwa kebakaran maut yang terjadi di Samarinda, Minggu (17/4), menyimpan luka mendalam bagi Amirullah.
Bagaimana tidak, satu keluarganya menjadi korban kebakaran.
Amirullah sendiri tidak menyangka kejadian ini menimpa dirinya.
Sebab ia baru saja meninggalkan rumah untuk berjualan di pasar.
Namun setelah sahur, mobil pikap yang dikemudikan mekanik perusahaan berinisial M hilang kendali dan menabrak rumah serta toko Amirullah.
Dari sinilah akar pangkal terjadinya kebakaran.
Mobil bernopol KT 8502 NN itu rupanya menabrak bensin eceran.
Sehingga memicu kebakaran hebat yang langsung menghanguskan ruko berlantai dua.
“Saya lagi di pasar, lagi jualan. Saya keluar dari rumah pukul 04.00 wita. Saya kaget dapat informasi dari korban (istri) yang nelpon katanya di rumah kebakaran,” ucap Amirullah dengan wajah lesu, Minggu (17/4) malam.
Setelah menerima telepon, tanpa basa-basi ia bergegas kembali ke rumah.
Namun sayang, api sudah berkobar hebat dan membakar seluruh ruko miliknya.
Amirullah hanya bisa pasrah dan menunggu petugas memadamkan api.
Rupanya telepon yang berbunyi adalah terakhir kalinya ia mendengar suara dari korban.
“Saya nggak bisa apa-apa setelah sampai, soalnya rumah sudah penuh dengan api,” tuturnya.
Dari delapan orang keluarganya yang berada di dalam rumah, hanya satu orang anaknya bernama Aqila (9) dikabarkan selamat.
Saat ini kondisinya masih kritis di Rumah Sakit AW Syahrani.
“Saya cuma minta doanya buat semuanya agar anak saya yang masih kritis bisa diberi kesembuhan,” pintanya.
Seluruh korban rencananya akan dimakamkan di Sulawesi Selatan.
Tepatnya di Sengkang, Kecamatan Tempe Wajo, Desa Timoro yang merupakan kampung istri Amirullah.
“Dari pihak keluarga minta dipulangkan aja ke kampung, dan ini inisiatif saya sendiri karena ada keponakan saya juga yang jadi korban,” pungkasnya.