Kalsel

Kisah Bocah Berbobot 125 Kg Tanah Laut: Tak Mampu Berdiri, Sekali Makan Habis Sepanci

apahabar.com, PELAIHARI – Keceriaannya pudar lantaran sakit akibat kelebihan berat badan. Dengan bobot 125 kilogram, siswa kelas…

Featured-Image
Butuh empat warga untuk menggotong Ahmad Irwandi (13) sebelum dibawa menggunakan ambulans ke RSUD Boejasin Pelaihari. Foto: apahabar.com/Ali Chandra 

Putu tak berani mendiagnosis sakit Irwandi sebelum mendapatkan hasil pemeriksaan utuh di Banjarmasin.

“Sementara peralatan medis yang lengkap hanya ada di RSUD Ulin,” ujarnya.

Selain menderita obesitas, gula darah dan kolesterol si bocah Irwandi juga tergolong tinggi untuk anak seusianya.

Pagi tadi, Kepala Dinas Kesehatan Tanah laut Nina Sandra sempat mengunjungi si bocah super jumbo.

“Kita akan terus memantau perkembangan penanganan Ahmad Irwandi,” ujar Nina.

Irwandi lahir normal dengan berat 3 kilogram. Ia mulai mengeluh sulit berdiri sejak dua bulan terakhir. Bahkan tidak dapat berdiri sebulan belakangan.

Padahal sebelumnya meski berbadan besar, ia masih dapat bermain dengan teman sebayanya.

Mardiah sang ibu menuturkan berat badan anaknya semula 125 Kg.

“Kini turun 10 kilogram karena sakit,” jelasnya.

Dalam kondisi normal, Irwandi bisa makan 3-4 kali dalam sehari.

“Bahkan kalau nambah nasi pun kadang sampai habis di dalam panci,” katanya

Waktu melahirkan dulu berat Irwandi 3 Kg. Perubahan berat badan mulai terjadi di usia 13 bulan.

Menariknya, evakuasi Irwandi menuju RSUD Boejasin kemarin lusa membutuhkan empat orang guna mengangkat tubuhnya ke ambulans.

Obesitas Ekstrem Seperti Wanita di Kalteng, Ini Kemungkinan Penyebabnya

Komentar
Banner
Banner