bakabar.com, BANJARMASIN – Bersedekah kepada sesama tidak selalu bergantung kepada materi. Hal kecil sekalipun bisa dilakukan, seperti mencukurkan rambut Orang dengan Masalah Kejiwaan (ODMK) di Banjarmasin yang dilakukan Aspiyani.
Bantuan ini tentu bukan tanpa risiko. Namun namanya membantu, tentu saja Aspi siap menanggungnya.
Sejak pertengahan tahun lalu, Aspi jadi spesialis cukur rambut orang gangguan kejiwaan. Khususnya mereka yang terlantar di Kota Banjarmasin.
Banyak kisah yang dialaminya. Sebab sudah puluhan kepala yang sukses dicukur. Namun, ada pula yang menolak untuk dibawa kerjasama. “Kalau yang gagal sudah tak terhitung,” ujar Aspi yang mengaku tidak melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar (SD).
Ayah dua orang anak ini mempunyai jadwal tersendiri dalam mencari ‘mangsa’. Setiap Selasa dan Kamis, Aspi berkeliling kota berjuluk Seribu Sungai ini. Bekal yang dibawa, lengkap di dalam tas selempang besar. Tentu saja semua berisi peralatan mencukur.
Namun, ada pula snack, minuman, dan rokok sebagai senjata pembujuk. Namanya saja ODMK, tentu perilakunya tak tertebak. Segala kelemah lembutan tutur kata dan perilaku dilakukan.
Meski begitu, Aspi mengaku bersyukur, tak pernah sampai ditimpuk ODMK. “Tapi pernah saya kabur, ketika merasa si target sudah hendak mengamuk,” cerita pria kelahiran Banjarmasin, 27 tahun silam ini.
Suatu ketika, pernah aktivitas sosial yang dilakukannya itu bikin pening dan menggelitik. Misalnya saat menghadapi rambut gimbal yang tak pernah tersentuh sampo selama bertahun-tahun. Tak hanya itu, bau pesing yang menguar dari sekujur badan.
Namun dibalik pengerjaannya itu ada juga cerita lucu. “Pernah ada yang minta dicukur agar mirip seperti Ariel NOAH,” selorohnya Aspi.
Lalu apa motivasi Aspi melakukan aksi sosial itu? Aspi tak punya jawaban heroik, dia hanya ingin bersedekah sebagai bentuk rasa syukur.
Diketahui, Aspi sendiri mempunyai kios cukup rambut di Jalan Hasan Basri Kayutangi 2, Banjarmasin Utara. “Selama tiga tahun mencukur rambut, mengapa tak pernah ada orang gila masuk ke kios saya? Pertanyaan itulah pemicunya,” ungkapnya.
Setelah melihat rambut OMDK ini rapi, Aspi pun bahagia. Kini beberapa teman tertarik bergabung, membantu dokumentasi kegiatan. Foto, video, dan narasi tersebut diunggah ke Instagram.
Tanggapannya banyak positif. Bahkan, Aspi sering mendapat titipan pakaian atau makanan untuk didonasikan kepada ODMK.
Cita-cita Aspi sederhana. Di masa depan, dia ingin membuka kios cukur rambut untuk orang-orang tak mampu. Seperti pengamen dan gelandangan. “Mereka yang untuk merapikan rambutnya saja tak mampu,” harapnya.
Baca Juga: Kronologi Tewasnya Ricky, Mahasiswa ITB yang Meneliti di Kotabaru
Baca Juga: Cegah Virus Corona, Polda Kalsel Siagakan Detasemen KBR
Reporter: Bahaudin Qusairi
Editor: Ahmad Zainal Muttaqin