Religi

KH Muhammad Sani, Pendiri Al Falah Banjarbaru yang Dikagumi Guru Zuhdi

apahabar.com, BANJARMASIN – Terdapat banyak cerita keteladanan KH Muhammad Sani, pendiri Ponpes Al Falah Banjarbaru. Salah…

Featured-Image
KH Muhammad Sani, pendiri Ponpes Al Falah Banjarbaru. Foto-Istimewa

bakabar.com, BANJARMASIN – Terdapat banyak cerita keteladanan KH Muhammad Sani, pendiri Ponpes Al Falah Banjarbaru. Salah satunya dikisahkan KH Ahmad Zuhdiannoor atau Guru Zuhdi.

Al Falah baru saja dilanda kebakaran hebat, Kamis (15/7) pagi. Kebakaran itu menyebabkan kerugian material hingga lebih dari Rp3 miliar.

Pascakejadian tersebut, terungkap fakta bahwa sejumlah foto pendiri Al Falah, KH Muhammad Sani, tidak hangus dijilat api.

Kejadian tersebut sebenarnya tidak terlalu mengherankan, terlebih kalau mengingat perilaku KH Muhammad Sani semasa hidup.

Salah satu kisah tentang KH Muhammad Sani pernah disampaikan KH Ahmad Zuhdiannoor dalam forum pengajian.

“Sidin (beliau) itu di antara akhlak yang luar biasa. Urang (orang) minta duit, pasti menjuluk (memberi), walaupun orang itu beciri bedusta (berbohong) lawan (dengan) sidin,” papar Guru Zuhdi dikutip dari kanal YouTube Media Saja, Minggu (18/7).

POPULER SEPEKAN: Ramai-Ramai Bantu Ponpes Al-Falah Banjarbaru

Bahkan Guru Zuhdi menyebut KH Muhammad Sani sebagai sosok yang pantang menolak, ketika dimintai pertolongan.

“Satu ujar sidin orang meminta jangan kada dibari. Orang berhajat dikabulkan selama kawa, dan jangan bedusta,” tambah Guru Zuhdi.

KH Muhammad Sani dikenal sebagai sosok yang sederhana pantang menyerah.

Hampir setiap pagi, kecuali hari Jumat, KH Muhammad Sani sudah datang ke Al Falah dengan menaiki taksi dari Banjarmasin.

Sesampainya di pesantren dan guru-guru masih sarapan, KH Muhammad Sani mengambil cangkul untuk membersihkan lingkungan pesantren, dan menanam pohon buah-buahan.

Ketika jam istirahat mengajar, KH Muhammad Sani sering berkumpul dengan guru-guru dan karyawan di kantor, sambil memberikan nasehat.

Ia mengharapkan agar mereka selalu bersemangat dan ikhlas mengabdi di pesantren. Bukan sekedar mengajar, tetapi juga harus mendidik dan memberikan teladan yang baik.

Pengaruh KH Muhammad Sani juga membuat Al Falah memiliki relasi yang baik dengan sejumlah perguruan tinggi di Timur Tengah, termasuk Al Azhar di Kairo, Mesir.

Bahkan Universitas Al Azhar mengakui lulusan Al Falah sederajat dengan lulusan aliyah di Al Azhar Kairo. Pengakuan ini membuat alumni Al Falah bisa langsung diterima di Universitas Al Azhar.

Juga dikisahkan bahwa Al Falah pernah menerima sumbangan dari Kerajaan Arab Saudi di pertengahan 1981.

Bantuan senilai Rp63 juta itu kemudian dibangunkan asrama santri sebanyak tujuh pintu yang kemudian diberi nama Asrama Malik Abdul Aziz.

KH Muhammad Sani sendiri dilahirkan di Alabio, Hulu Sungai Utara, pada 1918. Sosok yang biasa dipanggil Tuan Guru Sani ini wafat 11 Muharram 1407 Hijriah atau 14 September 1986.



Komentar
Banner
Banner