bakabar.com, JAKARTA – Penangkapan deklarator Koalisi Aksi Menyelamatakan Indonesia (KAMI) Syahganda Nainggolan oleh polisi di kediamannya Selasa (13/10/2020) subuh pukul 04.00 WIB, membuat kaget sejumlah tokoh. Penangkapan Syahganda Nainggolan telah tersebar di media sosial.
Keterkejutan netizen dan para tokoh tergambar dari cuitan pada akun twitter mereka.
“Saya sangat terkejut mendengar kabar bhw subuh tadi sekitar jam 04an tlah terjadi penangkapan terhadap Bung @syahganda Nainggolan.
ProDEM meminta pihak kepolisian agar membebaskan seluruh aktivis dan menghentikan penangkapan² terhadap aktivis krn bersuara kritis kepada penguasa” tulis @KetumProDEM.
Dalam cuitannya, RealKetuaProdem juga mengunggah surat penangkapan dari polisi.
Saya sangat terkejut mendengar kabar bhw subuh tadi sekitar jam 04an tlah terjadi penangkapan terhadap Bung @syahganda Nainggolan.
ProDEM meminta pihak kepolisian agar membebaskan seluruh aktivis dan menghentikan penangkapan² terhadap aktivis krn bersuara kritis kepada penguasa. pic.twitter.com/MIKOvIuNMN
— RealKetuaProDEM (@KetumProDEM) October 13, 2020
“JANGAN BOHONG ãbohong itu dosa. Jika kebohongan ciptakan keonaran ada deliknya. Kita lihat di mana bohongnya Syahganda. Situasi kian penuh sangsi,” tulis @AdhieMassardi
Menurut informasi yang berkembang di media sosial, penangkapan tokoh yang dekat dengan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dilakukan Direktorat Tindak Pidana Siber, Badan Reserse dan Kriminal, Mabes Polri.
Sebagaimana dilansir dari RMol.id, redaksi rmol.id menerima informasi penangkapan Syahganda ini dari sejumlah teman dekatnya.
Dalam surat penangkapan Syahganda yang beredar luas, disebutkan bahwa orang dekat deklarator KAMI, Gatot Nurmantyo, ini dituduh menyebarkan berita bohong dan menciptakan keonaran di tengah masyarakat.
Baca Juga : Tak Gentar Demo di Tengah Pandemi, BEM Se-Kalsel: UU Omnibus Law Lebih Bahaya!
Di dalam surat bernomor SP.Kap/165/X/2020/Dittipidsiber itu disebutkan bahwa penangkapan Syahganda atas laporan polisi nomor LP/B/0580/X/2020/Bareskrim tanggal 12 Oktober 2020.
"â¦Dilakukan pemeriksaan karena diduga keras telah melakukan tindakan pidana mentiarkan berita atau pemberitahuan bohong dengan menerbitkan keonaran di kalangan rakyat dan/atau dapat menerbitkan keonaran di kalangan rakyat sedangkan ia patut dapat menyangka bahwa berita atau pemberitahuan itu adalah bohong," tulis surat penangkapan itu.
"Dan/atau menyiarkan kabar yang tidak pasti atau kabar yang berlebihan atau tidak lengkap sedangkan ia mengerti setidak-tidaknya patut dapat menduga bahwa kabar demikian akan atau mudah dapat menerbitkan keonaran di kalangan rakyat serta menimbulkan rasa kebencian berdasarkan SARA melalui media sosial," sambung surat itu lagi.
Beberapa waktu lalu, Syahganda angkat bicara mengenai penangkapan Ketua KAMI Medan, Khairi Amri oleh Polda Sumut.
Syahganda Nainggolan mengkritisi tudingan pihak kepolisian yang secara tegas menyebut ada keterlibatan KAMI Medan dalam demo tersebut.
“Hanya pengadilan yang berhak mutuskan 1 tuduhan,” kata Syahganda Nainggolan di akun Twitternya @syahganda, Senin (12/10/2020).
Syahganda mengamini bahwa KAMI Medan masuk ke dalan jaringan KAMI. Namun demikian, segala hal yang dilakukan KAMI Medan tidak ada keterikatan langsung dengan KAMI pusat.
“Melainkan ada kesamaan visi dan misi, (yaitu) selamatkan Indonesia,” jelasnya.
“Secara moral KAMI cermati peristiwa ini, apakah ada koridor demokrasi dilanggar serta kasih bantuan hukum?” tandasnya.
Baca juga : Dilarang Demo Omnibus Law, Mahasiswa Banjarmasin: Kami Tetap Bergerak!
Dalam keterangannya, Kapolda Sumut Irjen Pol Martuani Sormin mengatakan bahwa ditemukan keterlibatan KAMI dalam demo penolakan UU Cipta Kerja yang memicu aksi perusakan gedung DPRD Sumut dan pembakaran mobil dinas Polri di Medan, Kamis lalu (8/10/2020).
Irjen Martuani Sormin mengatakan pihaknya tidak sembarangan dalam mengungkap keterlibatan KAMI dalam demo tersebut.
Polisi menemukan sejumlah bukti atas keterkaitan kasus itu.
“Ada sekitar 20 orang yang diamankan itu adalah bagian dari KAMI Medan dan KAMI Medan News. Selain KAMI, ada keterlibatan Klinik Siti Khodijah, menggunakan mobil ambulans untuk mengangkut pengunjuk rasa.
Di dalam mobil ambulans itu ditemukan bom molotov. Selain itu, disita 177 alat komunikasi,” jelasnya.
Editor : El Achmad