Nasional

Ketua Komnas KIPI Ungkap Alasan Banyak Warga Tak Mau Divaksin Covid-19

apahabar.com, JAKARTA – Ketua Komnas KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan…

Featured-Image
Siswa SMAN 4 Banjarmasin mengikuti vaksinasi massal untuk persiapan PTM terbatas, Selasa (9/11). Foto-apahabar/Riki

bakabar.com, JAKARTA – Ketua Komnas KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi), Prof Dr dr Hinky Hindra Irawan Satari, SpA(K), M.TropPaed, mengungkapkan alasan banyak warga tak mau divaksin Covid-19.

Dia menyebut sampai saat ini masih banyak orang yang khawatir terhadap efek samping vaksin.

Padahal, menurut dia, orang yang mengalami gejala setelah disuntik vaksin Covid-19 merupakan suatu reaksi yang alami dari tubuh. Ketika benda asing masuk dalam tubuh, makan secara alami tubuh ingin bertahan dan membentuk antibodi.

“Proses ini biasanya muncul demam, mual, flu. Setiap orang mengalaminya beda-beda. KIPI tersebut wajar terjadi,” ujar Prof Hinky dalam Webinar Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit Melawan Hoaks tentang COVID-19, Selasa (30/11/2021).

Lebih lanjut Prof Hinky mengungkapkan banyak dari masyarakat di Indonesia menolak divaksin lantaran takut akan KIPI.

“Survei dilakukan banyak warga yang tidak mau divaksin karena ketakutan akan efek samping. Kita pastikan, vaksin Covid-19 yang telah disetujui BPOM aman,” tambahnya.

Mengenai vaksin, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr Siti Nadia Tarmizi M.Epid mengingatkan bahwa vaksin Covid-19 yang disediakan pemerintah untuk kepentingan bersama. Terlebih, dengan munculnya varian Omicron.

“Walaupun kemampuan vaksin berkurang (ada Omicron), tetapi bisa memberikan proteksi diri bagi penerimanya,” jelas dr Nadia.

dr. Siti juga mengingatkan, varian Omicron lebih menular daripada varian sebelumnya. Hal ini lantaran varian yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan itu merupakan perpaduan dari variasi Alpha, Beta dan Delta.

“Meski sudah melandai saat ini, kita tidak mau kejadian seperti di bulan Juli akibat varian Delta terjadi lagi. Kita disebut episentrum Covid-19 dan bagaimana kita kewalahan,” tegas dr Nadia.



Komentar
Banner
Banner