Pemkab Barito Kuala

Ketika Turdes di Batola Diangkat ke Panggung Mamanda

Setelah dilakukan dalam bentuk nyata, turun ke desa atau turdes yang dilakukan Penjabat Bupati Barito Kuala (Batola), juga diangkat ke panggung mamanda.

Featured-Image
Aksi para pelakon mamanda dengan judul Turdes Bisa di Panggung Gelora Marabahan, Sabtu (25/2) malam. Foto: YouTube UPTD Taman Budaya

bakabar.com, MARABAHAN - Setelah dilakukan dalam bentuk nyata, turun ke desa atau turdes yang digeber Penjabat Bupati Barito Kuala (Batola), juga diangkat ke panggung mamanda.

Digelar di Panggung Gelora Marabahan, Sabtu (25/2) malam, pementasan mamanda berjudul 'Turdes Bisa' itu dilakonkan Kasumba Entertainment dan Dewan Kesenian Daerah (DKD) Batola.

Sedangkan pemrakarsa kegiatan adalah UPTD Taman Budaya Kalimantan Selatan bersama Dinas Kepemudaan Olahraga Budaya dan Pariwisata (Disporbudpar) Batola.

Diketahui turdes sendiri dipopulerkan Gubernur H Sahbirin Noor, lalu diaplikasikan oleh Mujiyat setelah menjadi Penjabat Bupati Batola.

Dalam pementasan yang berlangsung selama sekitar 2 jam, dikisahkan bahwa penguasa Kerajaan Wangkang Kusuma melakukan turdes untuk menyerap aspirasi masyarakat.

Dari hasil turdes yang dilakukan sultan, serta diikuti perdana menteri hingga panglima perang itu, akhirnya diperoleh berbagai keluhan dan aspirasi masyarakat.

Baca Juga: Lestarikan WBTb, Taman Budaya Kalsel Gelar Mamanda di Batola

Baca Juga: Nasib Mamanda di Kalsel: Minim Pergelaran dan Kalah dengan Hiburan Modern

"Pementasan mamanda tersebut adalah program awal UPTD Taman Budaya dan sengaja digelar di Batola," jelas Suharyanti, Kepala UPTD Taman Budaya.

"Sedianya sebelum pandemi, kami sudah melaksanakan kegiatan serupa di 12 kabupaten/kota lain. Namun akibat pandemi, kami tidak sampai ke Batola," imbuhnya.

Pemilihan mamanda bukan tanpa sebab. Diketahui salah satu kesenian yang menonjol di Batola adalah tarian. Direpresentasikan oleh Sanggar Permata Ije Jela, beberapa penghargaan pun telah diperoleh.

"Harus diakui bahwa kesenian yang sudah eksis di Batola adalah tari. Tidak hanya di level provinsi, beberapa penghargaan nasional juga telah diraih," jelas Suharyanti yang juga Penjabat Ketua TP PKK Batola ini.

"Makanya kami kemudian mengangkat mamanda dengan harapan kesenian yang lain juga terangkat. Keberadaan Panggung Gelora juga dapat menjadi wadah program-program Disporbudpar dan DKD untuk misalnya seni lukis atau musik," tambahnya.

Sementara Mujiyat menerima dorongan yang diberikan UPTD Taman Budaya, mengingat kesenian tradisional seperti mamanda merupakan salah satu bentuk dari warisan budaya tak benda.

"Panggung Gelora memang sudah representatif untuk pergelaran kesenian yang membutuhkan ruang terbuka seperti mamanda," sahut Mujiyat.

"Tentu bagus kalau digelar pertunjukan rutin, sehingga kesenian apapun, terutama dari kearifan lokal, bisa berkembang baik di Batola," tegas penyandang gelar sarjana kesenian ini.

Baca Juga: Tempuh 600 Km, Turdes Kalsel Diganjar Penghargaan Muri

Baca Juga: Hari Pertama Bertugas, Penjabat Bupati Batola Ziarahi Makam Datu Bakumpai

Editor


Komentar
Banner
Banner