Keterjangkauan Pangan

Keterjangkauan Pangan, Bapanas Genjot Koneksi Pangan Antar Daerah

Bapanas menyambut baik terjaganya laju penurunan inflasi pada Juni 2023 hingga menyentuh angka di bawah 4 persen.

Featured-Image
Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat memimpin Rapat Pimpinan, Senin, (3/7/2023), di Kantor NFA, Jakarta. Foto: Bapanas

bakabar.com, JAKARTA – Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyambut baik terjaganya laju penurunan inflasi pada Juni 2023 hingga menyentuh angka di bawah 4 persen. Guna mempertahankan tren tersebut, Bapanas akan menggencarkan kerja sama lintas sektor untuk memperkuat konektivitas pangan antar daerah, sehingga mendorong pemerataan stok, stabilitas harga, dan meningkatkan keterjangkauan pangan masyarakat.

Hal tersebut disampaikan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangannya, dikutip Selasa(4/7), di Kantor Bapanas, Jakarta. Menurutnya, Bapanas bersama seluruh stakeholder pangan merespon positif kembali melandainya angka inflasi di bulan Juni 2023.

“Terlebih, hal tersebut ditandai menurunnya andil inflasi kelompok Makanan Minuman baik secara bulanan maupun tahunan. Itu menandai upaya kolaboratif lintas sektor antara pusat dan daerah dalam menjaga stabilitas stok dan harga pangan berjalan sesuai sasaran, terutama di tengah Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN) Iduladha lalu,” ujarnya.

Berdasarkan data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), angka inflasi nasional bulan Juni 2023 secara tahun ke tahun (y-on-y) berada di angka 3,53 persen, atau mengalami penurunan dibanding Mei 2023 yang berada di posisi 4,00 persen dan lebih rendah dari inflasi Juni tahun sebelumnya 4,35 persen.

Baca Juga: Kebutuhan Pangan, BRIN Siap Sediakan Data dan Riset untuk Bapanas

Sedangkan secara bulan ke bulan (m-to-m) inflasi Juni terhadap Mei 2023 tercatat sebesar 0,14 persen atau lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang berada di posisi 0,09 persen. Namun demikian, capaian inflasi Juni 2023 ini masih lebih rendah dibandingkan bulan yang sama pada tahun sebelumnya.

Adapun Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau pada Juni 2023 mengalami inflasi sebesar 0,39 persen (m-to-m) dengan andil terhadap inflasi nasional 0,10 persen. Sedangkan secara tahunan kelompok tersebut mengalami inflasi 2,85 persen (y-to-y) atau andil sebesar 0,76 persen. Capaian tersebut mengalami penurunan dibanding inflasi periode Mei 2023, di mana secara bulanan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau mengalami inflasi 0,48 persen dengan andil 0,13 persen dan secara tahunan mengalami inflasi 4,27 persen dengan andil 1,13 persen.

Arief menegaskan, untuk mempertahankan tren tersebut pengendalian inflasi pangan bulan Juli 2023 akan terus difokuskan pada upaya memperkuat konektivitas pangan antar daerah. Hal tersebut guna menjaga stabilisasi stok dan harga pangan, serta meningkatkan keterjangkauan pangan masyarakat.

“Untuk memastikan tercapainya sasaran tersebut, pemerintah terus melakukan sejumlah intervensi, diantaranya melalui Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) antar daerah, Penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) untuk stabilisasi harga dan bantuan pangan, serta operasi pasar atau Gerakan Pangan Murah (GPM),” terangnya.

Baca Juga: Jaga Keseimbangan Harga, Bapanas Terbitkan SE Pembelian GKP di Petani

Terkait pelaksanaan FDP, Arief menegaskan, intensitas pelaksanaannya akan semakin masif seiring mulai dilakukannya integrasi data neraca pangan daerah dengan pusat. Integrasi ini akan memudahkan pemantauan kondisi pangan dan memetakan mana daerah surplus dan defisit, sehingga diharapkan mitigasi untuk pemenuhan pangan, khususnya di daerah defisit dapat dilakukan lebih cepat.

Pada periode Maret sampai 2 Juli 2023 Bapanas telah melaksanakan FDP sebanyak 1.215,7 ton, terdiri dari pendistribusian jagung sebanyak 1.113 ton serta komoditas lainnya seperti beras, gula, minyak goreng, telur ayam, bawang merah, dan terigu.

Pengendalian inflasi juga akan terus dilakukan dengan mengoptimalkan stok CPP, melalui penyaluran CPP untuk program beras SPHP Bulog yang dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) di seluruh Indonesia dan melalui bantuan pangan (beras, daging ayam, dan telur ayam) selama 3 bulan.

“Bantuan pangan beras berfungsi sebagai bantalan, sehingga keberadaannya sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat, terutama 21,3 juta Kelompok Penerima Manfaat (KPM) yang masuk dalam program bantuan ini. Penyaluran untuk 3 bulan pertama telah hampir rampung, saat ini kita sedang berupaya untuk mengajukan penambahan periode penyaluran bantuan selama 3 bulan ke depan,” ujar Arief.

Baca Juga: Jaga Pasokan Ayam di DKI, Bapanas Kawal Stoknya ke RPHU Rawa Kepiting

Ia mengutarakan, penambahan periode bantuan ini diharapkan memperkuat upaya pengendalian inflasi ke depan. “Upaya pemberian bantuan pangan ini sejalan dengan arahan Bapak Presiden dalam sidang Kabinet Paripurna hari ini, yang menekankan akan tetap melakukan subsidi, bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat,” ungkapnya.

Sampai dengan 1 Juli 2023, penyaluran Bantuan Pangan Beras telah terealisasi sebanyak 637.263 ribu ton atau 99% dari total alokasi 3 bulan. Sedangkan bantuan pangan daging ayam dan telur ayam telah terealisasi sebesar 1,388 juta paket atau 96% untuk alokasi batch pertama.

Lebih lanjut, Arief mengungkapkan, pihaknya juga akan terus mendorong Dinas yang membawahi urusan pangan untuk melaksanakan kegiatan operasi pasar atau Gerakan Pangan Murah (GPM) di provinsi atau Kabupaten/Kota masing-masing. “Kita akan dorong GPM terus dilakukan. Pelaksanaannya bisa dilakukan secara general (seluruh komoditas pangan) atau spesifik dengan memprioritaskan komoditas yang harganya sedang tinggi. Seperti minggu lalu kita lakukan GPM khusus daging ayam ras di lebih dari 3.900 titik bersama Pemda, BUMD, privat sector, dan asosiasi untuk menjaga stabilitas harga daging ayam nasional,” jelasnya.

Pada 26 Juni 2023, dalam rangka menekan inflasi jelang Iduladha Bapanas juga telah melakukan launching GPM Serentak di 38 Provinsi dan 300 Kabupaten/Kota dengan jumlah pelaksanaan GPM terfasilitasi sebanyak 341 titik.

Adapun berdasarkan laporan Juni ini tiga komoditas pangan yang terpantau berkontribusi signifikan terhadap inflasi adalah daging ayam, telur ayam, dan bawang putih. “Saat ini langkah pengendalian inflasi kita fokuskan kepada tiga komoditas tersebut. Secara bertahap komoditas lain juga terus kita pantau,” pungkasnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner