bakabar.com, BANJARMASIN - Kapsah tampak serius saat berada di bilik suara di ruang tamu rumahnya. Arahan anaknya didengar wanita 68 tahun itu dengan saksama. Dia tak mau salah pilih pemimpin.
Meski memiliki keterbatasan penglihatan karena faktor usia, warga RT 36 Kelurahan Pemurus Dalam itu tetap bersemangat menyampaikan hak pilihnya di Pilkada serentak 2024.
“Di sini kah?" tanya Kapsah kepada anak laki-lakinya sesaat akan mencoblos surat suara yang disodorkan padanya, Rabu (27/11).
Ya, Kapsa adalah satu dari sembilan pemilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS) 24 Pemurus Dalam, Kecamatan Banjarmasin Selatan yang didatangi petugas pemungutan suara ke rumah.
Mafhum saja, jangankan untuk datang ke TPS, di rumah saja dia terkadang mesti dibantu untuk beraktivitas sehari-hari.
“Senang kalau nggak senang nggak nyoblos,” jawab Kapsah sambil terkekeh saat ditanya bagaimana perasaannya usai nyoblos.
Kapsah mengaku memang ingin ikut memilih Calon Gubernur Kalsel dan Walikota Banjarmasin di Pilkada serentak 2024 ini. Sebab sejak muda dia memang tak pernah absen nyoblos.
“Saya nggak bisa lagi ke TPS karena penglihatan sudah tak normal. Sulit kalau jalan ke TPS. Tadi saya dibantu anak saya,” terangnya.
Dia pun berharap siapapun pemimpin yang terpilih nantinya dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, khususnya di Kota Banjarmasin.
“Semoga gubernur dan walikota terpilih nantinya dapat memperhatikan masyarakatnya dengan baik,” harap Kapsah.
Sementara itu, ketua Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) TPS 24, Pemurus Dalam, Abdusahid mengatakan pihaknya harus jemput bola.
Pemilihan yang memang tak bisa hadir ke TPS karena sakit atau ada keterbatasan mestinya didatangi.
“Ini untuk memfasilitasi warga untuk menyampaikan hak suaranya. Dan ini setiap pemilihan kami lakukan,” jelas Sahid.
Dijelaskan Sahid, di TPS 24 dari 525 pemilih memang ada sembilan orang yang harus didatangi ke rumah untuk mencoblos. Rincinya dua penyandang disabilitas dan tujuh lainnya sakit.
“TPS 24 Pemurus Dalam ada sembilan pemilih yang didatangi. Jadi disabilitas ada dua orang selebihnya sakit, seperti tak bisa melihat ada juga yang stroke,” jelasnya.
Sementara itu Ketua RT 36, Sugiannor memberikan apresiasi atas kesigapan para petugas pemungutan suara yang mau mendatangi rumah warganya.
“Proses jemput bola ini dilakukan petugas memang setelah pemungutan suara di TPS sudah selesai. Atau mulai sepi. Kami ucapkan terimakasih,” imbuhnya.