Nasional

Kericuhan di PT HMBP Seruyan Kembali Terjadi, Dipicu Penutupan Jalan

Kericuhan kembali terjadi di areal kebun sawit milik PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) di Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan

Featured-Image
Polisi membersihkan portal yang menutupi jalan perusahaan sawit PT HMBP.

bakabar.com, SERUYAN - Kericuhan kembali terjadi di areal kebun sawit milik PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) di Desa Bangkal, Kecamatan Seruyan Raya, Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah.

Kejadian yang tersiar di media sosial ini, memperlihatkan sekelompok massa terlibat bentrok dengan polisi patroli malam hari. Terdengar suara massa yang berteriak meminta polisi tidak menembaki mereka.

Kemudian dalam video yang sama, tampak seorang anggota kelompok massa mengalami luka di bagian wajah, serta selongsong peluru dari senjata kepolisian.

Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Pol Erlan Munaji, mengonfirmasi kericuhan susulan tersebut. Dijelaskan kejadian berlangsung, Sabtu (23/9) sekitar pukul 10.30 WIB.

"Kericuhan terjadi ketika petugas kami sedang melakukan patroli, lalu mendapatkan informasi tentang penutupan jalan yang dilakukan oknum massa di sekitar areal kebun sawit," papar Erlan, Senin (25/9).

"Namun massa tidak terima ditertibkan. Mereka menyerang petugas dengan melempari batu dan kayu sambil membawa senjata tajam. Kami terpaksa melepas tembakan gas air mata dan peluru karet untuk membubarkan massa, karena sudah mengancam keselamatan," tegasnya.

Polda Kalteng menyayangkan aksi kekerasan tersebut, mengingat tuntutan masyarakat terhadap perusahaan masih dalam proses mediasi.

Diketahui masyarakat menginginkan mengelola 20 persen kebun plasma, serta lahan yang berstatus kawasan hutan seluas 1.175 hektare.

Masyarakat Bangkal juga meminta dikembalikan lahan di kiri dan kanan jalan, pinggiran danau dan sungai yang berjarak kurang lebih 500 meter.

"Tentunya kami tidak menginginkan massa bertindak anarkis dan sampai mengganggu keamanan. Terlebih upaya mediasi antara masyarakat dan perusahaan sedang dilakukan," jelas Erlan.

Untuk mengantisipasi kericuhan berikutnya, Polda Kalteng tengah melakukan mapping untuk menutup ruang keterlibatan pihak ketiga yang bisa memperkeruh suasana.

Terlebih akibat kericuhan itu, ribuan pekerja beserta anggota keluarga yang tinggal di areal perusahan, terpaksa mengungsi karena ketakutan. 

"Kami berharap situasi terus kondusif. Sekarang pekerja sudah bisa beraktivitas kembali dengan jaminan keamanan dari polisi," pungkas Erlan.

Editor


Komentar
Banner
Banner