bakabar.com, BANJARBARU – Berjam-jam pekerja berdemo, direksi PLN Kalsel-Teng Banjarbaru tak juga menampakkan batang hidungnya.
“Sekarang kita tantang keluar! ayo keluar! Pegawai PLN kita lomba panjat tiang PLN jangan kalian jadi pengecut, hanya penikmat hasil kerja kami, kalian di dalam enak-enak ber-AC, duduk duduk, kami panas panas bertaruh nyawa,” ujar Ketua DPW FSPMI Kalsel Yoeyoen Indharto saat berorasi di depan kantor PT PLN Kalselteng Banjarbaru, Kamis (20/5).
Untuk diketahui, aksi dimulai sejak pukul 11.00 tadi. Mereka bakal bertahan hingga sore. Sampai jajaran direksi mau menemui mereka.
Banyak hal yang dipertanyakannya termasuk ketidakadilan pemotongan upah.
“Upah buruh dipotong. Kami beruang bukan untuk diri kami sendiri tapi juga untuk masyarakat. Ada tidak tindakan pihak PLN? Jangan petantang-petenteng bahkan ngancam mem-PHK jika kami demo,” teriaknya.
Mereka juga menyoal peralatan kerja lapangan tidak layak pakai dan membahayakan pekerja.
“Alat kawan – kawan juga tidak layak pakai, nanti kalau ada diberikan lagi alat yang tidak layak akan kami tolak. Kalau penegak hukum tidak bertindak, kita akan bertindak. Itu normatif, banyak taruhan nyawa. Teramat sangat banyak korban kami,” ungkapnya.
Bahkan, katanya pihak PLN hanya memberikan gambaran hebat di mata masyarakat, padahal yang turun ke masyarakat bukan mereka.
“Kalian sajikan pelayanan hebat di mata masyarakat tapi yang melayani masyarakat siapa? kami! Next seminggu dua minggu kita akan menggeruduk lebih banyak lagi jika kalian tidak mau keluar. Apa sih hebatnya direktur PLN bisa mengalahkan Peraturan Menteri dan UU. Kok kalian bikin peraturan di bawah peraturan menteri, kaum buruh sekarang tidak bodoh lagi,” tambah Youeyoen.
Ditemui di lokasi terpisah yang tak jauh dari aksi, Asisten Manager Komunikasi PLN Kalselteng Gian Wijaya mengatakan saat ini masih belum bisa berkomentar.
“Untuk saat ini memang untuk demo ini tidak ditujukan ke PLN, jadi dari manajemen kami menginstruksikan agar kami tidak boleh memberikan statment terhdap aksi sekarang ini. Karena memang tidak ada kaitan langsung ke PLN. Karena bukan ranah PLN.
Sebenarnya ke PT PCN,” terangnya.
Aksi ini dihiasi banyak spanduk – spanduk bertuliskan nada kecewa. Seperti “Angkat tinggi tinjumu ke awan sebagai tanda yang lemah masih melawan!”
“Kami ini buruh 1000 persen, kami akui tapi majikan kami siapa?”
Adapun tuntutan yang dipermasalahkan, sebagai berikut:
1. Pembayaran upah lembur dan rumusan hitung upah lembur yang tidak sesuai ketentuan.
2. Perhitungan pemotongan bulanan yang berbeda antara BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan.
3. Kekurangan pembayaran THR tahun 2021, tidak sesuai dengan upah yang diterima.
4. PKWTT yang berbeda antara pekerja dengan pekerja lainnya.
5. Jangan berlakukan Perdir Nomor : 0219 tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) Nomor : 500. K/DIR/2013 tentang Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan pada Perusahaan Lain di Lingkungan PT. PLN (Persero) kepada Tenaga Alih Daya dan atau Pekerja OS PLN.
6. Tumpang Tindih Masalah Pekerjaan Khususnya di Bagian Yantek
7. Perintah Kerja yang Bukan Dari Majikan Langsung.
Pantauan bakabar.com, hingga pukul 01.00 Wita, aksi ini masih berlanjut.
Reporter : Nurul Mufidah