bakabar.com, KOTABARU - Ulah bejat oknum guru mengaji AMQ (40) sekaligus pimpinan majelis taklim di Desa Sungai Kupang Cantung Kelumpang Hulu Kotabaru praktis membuat banyak orang geram.
Polisi pun tidak memerlukan waktu lama untuk mengamankan pelaku setelah menerima laporan pihak korban.
Di hadapan polisi pelaku lantas mengakui semua perbuatannya, dan telah berbuat amoral terhadap sejumlah muridnya sendiri berjenis kelamin laki-laki.
Menyikapi peristiwa tersebut Kepala Kementerian Agama Kotabaru Ahmad Kamal mengaku sangat terkejut adanya peristiwa tersebut.
Kamal juga cukup menyayangkan kasus tersebut bisa terjadi di desa yang dinilai akan warganya yang agamis.
Terlebih menurutnya, Cantung Sungai Kupang merupakan salah satu desa yang religius di Kotabaru.
Kini, perbuatan pelaku atau oknum guru tersebut telah terbongkar. Perbuatan pelaku merupakan salah satu penyakit kelainan sex menyimpang dan sangat bertentangan dengan hukum serta ajaran agama.
Baca Juga: Terungkap! Jumlah Korban Sodomi Oknum Guru Ngaji di Kotabaru Lebih dari Satu
Tentu sepatutnya seorang guru itu atau pimpinan majelis taklim dapat memberikan tauladan yang baik, dan panutan bagi para jemaah dan masyarakat.
Selain itu, mantan Kepala Kemenag Tanbu ini berharap peristiwa memilukan serupa tidak terulang kembali sekaligus menjadi pelajaran bagi para tokoh agama serta warga Sa Ijaan.
"Karena kasus ini sudah proses secara hukum, maka sangat diharapkan kejadian serupa tidak terulang lagi di daerah kita," harap Kamal, dijumpai bakabar.com, Kamis (10/11).
Sebelumnya, hal serupa juga disampaikan Saleh, Kepala Desa Sungai Kupang Cantung. Bahkan ia sempat memastikan oknum guru mengaji di desanya tersebut merupakan sosok yang baik sekaligus tokoh bagi masyarakat sekitar, namun malah sebaliknya.
Pengajian di majelis taklim yang sudah lama dibuka AMQ ramai dihadiri jemaah, baik laki-laki, maupun wanita. Mereka merupakan warga sekitaran Kelumpang Hulu.
Praktis, perilaku tak wajar yang dilakukan pelaku membuat banyak warga merasa kecewa, dan menyayangkan hal itu bisa terjadi.
Terlebih perilaku amoral pelaku tersebut dinilai telah menodai nama baik desa serta warga Cantung yang dikenal religius di Bumi Sa Ijaan.
"Iya, kami tidak menyangka, dan menyayangkan perilaku tersebut bisa terjadi. Apalagi beliau itu baik di mata masyarakat, dan sudah lama membuka pengajian," pungkas Kades Saleh.
Baca Juga: Sodomi Murid Sendiri, Oknum Guru Ngaji di Kotabaru Rekam Adegan Pakai Kamera Ponsel