bakabar.com, BANJARMASIN - Kalimat "berbukalah dengan yang manis" pasti sudah tak asing bila menjalani ibadah puasa di Bulan Ramadan.
Ketika waktu berbuka tiba, dianjurkan untuk segera membatalkan puasa. Untuk membatalkan puasa inilah biasanya orang mengonsumsi makanan dan minuman yang manis. Di Indonesia makanan manis identik sebagai takjil untuk berbuka, seperti kurma, dan minuman berbuka, es buah, sirup, es cendol, dan banyak lagi.
Namun, tak jarang anjuran berbuka dengan yang manis ini juga kerap disalah artikan dengan mengonsumsinya secara berlebihan.
Lalu menurut keterangan dalam Al-Qur'an dan hadis apakah berbuka dengan yang manis benar dianjurkan? Dilansir dari berbagai sumber berikut ulasannya.
Berbuka yang Manis Menurut Hadis
Sebenarnya tidak ada hadis yang secara khusus menerangkan tentang berbuka dengan makanan atau minuman yang manis. Hadis yang mendekati anjuran makan makanan manis untuk berbuka adalah hadis Rasulullah yang berbunyi:
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,
ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮ ﻝُ ﺍﻟﻠِّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪً ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻳُﻔْﻄِﺮُ ﻋَﻠَﻰ ﺭُﻃَﺒَﺎﺕٍ ﻗَﺒْﻞَ ﺃَﻥْ ﻳُﺼَﻠِّﻲَ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﺗَﻜُﻦْ ﺭُﻃَﺒَﺎ ﺕٌ ﻓَﻌَﻠَﻰ ﺗَﻤَﺮَﺍﺕٍ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢ ﺗَﻜُﻦْ ﺣَﺴَﺎ ﺣَﺴَﻮﺍﺕٍ ﻣِﻦْ ﻣَﺎﺀٍ
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berbuka dengan kurma basah (ruthab), jika tidak ada ruthab maka berbuka dengan kurma kering (tamr), jika tidak ada tamr maka minum dengan satu tegukan air.” (HR. Ahmad, Abu Dawud).
Hadis ini menjelaskan bahwa Rasulullah berbuka dengan kurma basah atau ruthab. Jika tidak menemukan ruthab makan Rasulullah berbuka dengan tamr atau kurma kering, dan jika tidak menemukannya, maka Rasulullah berbuka dengan air putih.
Bahkan di dalam hadis ini tidak menyebutkan secara langsung tentang berbuka dengan yang manis. Namun, sejumlah ulama meng-qiyas-kan kurma dengan makanan yang manis.
Berbuka dengan yang Manis Menurut Kesehatan
Berdasarkan European Journal of Clinical Nutrition, kadar gula darah, cairan, dan elektrolit dalam tubuh biasanya menurun saat puasa. Ini karena tubuh tidak mendapat asupan makanan selama berpuasa.
Oleh karena itu, saat berbuka puasa disarankan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang mengembalikan energi dengan cepat.
Selain mengonsumsi air, pilihan lainnya adalah karbohidrat sederhana. Jenis karbohidrat ini terbukti mengembalikan energi dengan cepat, salah satunya adalah gula. Sesuai prinsip gizi seimbang, tentang anjuran konsumsi GGL(gula, garam, lemak), konsumsi gula yang disarankan adalah 4 sendok makan atau 50 gram.
Sayangnya, kebanyakan orang menyantap sajian manis seperti makanan tinggi gula dan sirup secara berlebihan saat berbuka puasa. Hal ini akhirnya mengakibatkan kadar gula darah meningkatkan yang mana membuat tubuh cepat merasa lapar dan memicu makan berlebihan.
Maka dari itu, anjuran berbuka dengan yang manis perlu diperhatikan dengan serius. Konsumsi makanan manis harus tetap dibatasi dan tidak boleh berlebihan.