bakabar.com, JAKARTA – Staf Khusus Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Riza Damanik mengungkapkan awal tahun 2023, jumlah UMKM Digital, terutama mikro bertambah sebanyak 8 juta unit usaha.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop), tercatat sejak awal pandemic COVID-19 tahun 2020, hingga saat ini, sebanyak 20 juta UMKM sudah memasuki ekosistem digital.
“Sebelum pandemi, hanya 8 sampai 9 juta UMKM yang masuk ke ekosistem digital dan platform digital. Saat ini angkanya sudah lebih dari 20 juta UMKM yang masuk ke ekosistem digital,” ujarnya dilansir dari Antara, Minggu (22/1).
Banyaknya jumlah UMKM yang memasuki ekosistem digital pada awal tahun 2023, menandakan semakin cepatnya proses digitalisasi di dunia usaha, khususnya skala UMKM.
Baca Juga: Gobel: Aset Muhammadiyah Jadi Lokomotif Ekonomi Umat
Diketahui, Kemenkop UKM menargetkan pada 2024 sebanyak 30 juta UMKM sudah terhubung dengan ekosistem digital.
Digitalisasi tersebut akan berpotensi mempermudah UMKM mengakses pembiayaan dan pasar yang lebih luas.
Selain itu, Kemenkop UKM saat ini, tengah fokus pada pengembangan UMKM di sektor riil khususnya sektor pangan yang tetap bertumbuh sekalipun di tengah pandemi, menyambungkan UMKM dengan usaha besar, dan mendorong UMKM sektor unggulan daerah.
Sebelumnya Presiden Jokowi juga berharap 40 persen dari total belanja pemerintah atau sekitar Rp500 triliun dapat digunakan untuk menyerap produk-produk UMKM dan koperasi.
Baca Juga: Kabar Sepekan, Bentrok PT GNI hingga Kenaikan Suku Bunga
Selain itu, 30 persen dari ruang infrastruktur publik, seperti bandar udara, stasiun kereta api, dan terminal bus, juga diamanatkan untuk dijadikan tempat berjualan produk-produk UMKM.
Pemerintah juga terus mempermudah UMKM mengakses pembiayaan melalui kredit usaha takyat (KUR), termasuk dengan skema kluster yang baru saja diluncurkan.
Menurutnya, dibandingkan sebelum penyebaran pandemi COVID-19, saat ini pemerintah lebih siap menyalurkan bantuan kepada UMKM karena telah melakukan pendataan UMKM dengan lebih baik.
“Pada awal pandemi, salah satu tantangan yang kita hadapi adalah pendataan UMKM dan koperasi kita. Kita nyaris tidak punya data yang cukup terkait sebaran, situasi, dan skala usaha tapi hari ini datanya semakin baik dan lengkap,” ucapnya.