bakabar.com, JAKARTA - Direktur Utama Kimia Farma David Utama mengungkapkan, Kimia Farma saat ini tengah fokus mengembangkan bisnis pada aspek inovasi produk dan teknologi.
“Kimia Farma memanfaatkan peluang dari pertumbuhan industri farmasi dan kesehatan di tahun 2023. Berbagai inisiatif yang sudah diambil perusahaan pada 2022 diharapkan dapat memberikan kontribusi positif terhadap kinerja tahun 2023,” kata David, di Jakarta, dikutip Kamis (1/6).
Dalam aspek inovasi, Kimia Farma telah mengembangkan kategori produk vitamin, mineral dan suplemen atau VMS. Kemudian perusahaan farmasi tersebut juga telah mengembangkan produk-produk terkategori Anatomical Therapeutic Class 2 (ATC-2) untuk memenuhi kebutuhan medis masyarakat.
“Kami punya keunggulan di ritel outlet, kami punya 1.225 outlet, kebetulan di masyarakat, mereka mulai menyadari hidup sehat, konsumsi vitamin mulai naik, apalagi kemarin dengan adanya COVID-19. Kami berfokus untuk mengembangkan VMS yang namanya Vitamin, Mineral and Supplement supaya terjadi blockbuster kategori di Kimia Farma,” ujar David.
Baca Juga: Ekspansi Bisnis Perseroan, Kimia Farma Buka 15 Outlet di Tanah Air
Lebih lanjut, David menilai, untuk melancarkan akselerasi dalam berinovasi, juga diperlukan kerja sama melalui strategic partnership dengan berbagai institusi lokal maupun global. Dalam hal itu, Kimia Farma telah menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Sinopharm, serta melakukan berbagai lawatan ke Korea Selatan dan China untuk kerja sama bisnis.
Sedangkan dalam aspek pengembangan teknologi, emiten pelat merah tersebut telah mengembangkan aplikasi Kimia Farma Mobile. Layanan aplikasi itu terhubung dengan 1.214 apotik, 419 klinik kesehatan, dan 72 laboratorium klinik.
Inovasi digitalisasi farmasi tersebut tercatat telah diunduh lebih dari 1,1 juta pengguna. Kimia Farma juga bekerjasama dengan Bank Mandiri untuk penambahan fitur pemesanan obat melalui aplikasi mobile banking Livin by Mandiri.
Peningkatan kinerja bisnis perusahaan pada awal tahun ini mendorong Kimia Farma untuk terus melanjutkan pengembangan bisnisnya. Adapun tahun ini, Kimia Farma secara konsolidasi sudah menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) di kisaran Rp1,2 triliun. Dana itu disiapkan untuk pengembangan segmen ritel, manufaktur, dan untuk pengembangan bisnis.