bakabar.com, JAKARTA - Rasio kematian tenaga medis Indonesia tertinggi di dunia. Pengurusa Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menerbitkan pedoman standar perlindungan dokter di era Covid-19.
“Rasio kematian tenaga medis dan tenaga kesehatan di Indonesia saat ini termasuk yang tertinggi. Oleh karena itu perlu upaya pencegahan dan mitigasi agar mereka dalam memberikan pelayanan kesehatan senantiasa terlindungi dan terjamin keselamatannya,” kata Humas PB IDI Halik Malik, Minggu (13/9).
Seperti dilansir bakabar.com dari Detik.com, Halik berharap pedoman ini bisa digunakan untuk menjaga para dokter yang memberikan pelayanan kesehatan di tengah pandemi Corona. Dia menyebut langkah ini dilakukan untuk meminimalisir risiko tenaga kesehatan terpapar Covid-19.
“Salah satu upaya yang dilakukan untuk meminimalisir risiko terpapar virus Corona adalah dengan menyusun pedoman perlindungan dokter di era Covid-19,” jelasnya.
“Harapannya dengan pedoman ini, para dokter dapat lebih terlindungi dalam memberikan pelayanan kesehatan, terutama dalam menghadapi pandemi saat ini,” sambungnya.
Aspek keselamatan dan perlindungan dokter saat berdinas tercantum dalam pedoman ini. Mulai dari penggunaan alat pelindung diri (APD), pengaturan aliran udara dan ventilasi hingga perlindungan hukum, biaya, insentif dan proteksi sosial bagi dokter yang menangani Covid-19. IDI berharap pedoman ini nantinya akan dipayungi oleh aturan dari pemerintah.
“Harapannya pedoman ini akan dipayungi dengan kebijakan dari Pemerintah, sehingga bisa menjadi acuan dan mampu terlaksana di lapangan,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, IDI mencatat empat orang dokter meninggal dunia akibat Covid-19 dalam kurun waktu 24 jam. Keempat dokter ini menambah daftar panjang jumlah dokter yang meninggal akibat terpapar virus Corona menjadi 115 orang per 12 September 2020.
“Dalam waktu 24 jam kita kehilangan 4 Dokter meninggal Covid-19: Kol CKM(prn) Dr H Syahruddin Sp THT-KL, Dr. Ananto Prasetya Hadi, MKM, Dr. Oki Alfian bin H. Alamsyah, Dr. Sutrisno. Sungguh kehilangan besar bagi bangsa Indonesia,” kata Pejabat Humas PB IDI Halik Malik melalui pesan singkat, Minggu (13/9/2020).
Halik merinci keempat dokter tersebut berdinas di tempat berbeda yaitu di Bekasi, DKI Jakarta, Kampar dan Medan. Keluarga besar IDI mengungkapkan rasa kehilangan atas meninggalnya para tenaga medis. (Dtk)
Editor: Syarif