bakabar.com, BALIKPAPAN – Presiden Jokowi dijadwalkan berkemah di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur. Orang nomor satu di negeri ini akan berkemah selama dua hari, 13-14 Maret.
Menariknya, kemah tersebut juga akan dihadiri oleh 33 gubernur se-Indonesia. Selanjutnya, Jokowi akan melangsungkan prosesi pengisian Kendi Nusantara di lokasi IKN.
Gubernur Kaltim Isran Noor bakal mengambil air dan tanah di Kutai Lama, Anggana, Kutai Kartanegara. Sekadar diketahui, pada awal abad ke-14, Kutai Lama merupakan pusat dari Kerajaan Kutai Kartanegara.
Lantas, bagaimana dengan gubernur lainnya? Selain Isran, Khofifah Indar Parawansa juga telah bersiap. Gubernur Jawa Timur ini akan datang dengan air yang diambil dari Sumur Upas. Situs ini merupakan peninggalan Kerajaan Majapahit.
Didampingi bupati dan wali Kota Mojokerto, Khofifah mengambil sampel air yang berada di sebuah sumur di Situs Sumur Upas. Air tersebut dimasukkan ke sebuah kendi yang dibungkus kain batik. Sedang sampel tanah diambil di antara struktur purbakala yang juga berada di situs yang sama.
“Seluruh gubernur diminta membawa air dan tanah dari masing-masing provinsi. Kemudian akan menanam pohon yang spesifik dari masing-masing provinsi,” kata Khofifah di Situs Sumur Upas seperti dilansir detikjatim, Minggu (13/3).
Khofifah berkata dirinya termasuk gubernur lain mendapatkan penugasan langsung dari Presiden Jokowi untuk membawa air-tanah tersebut.
“Semua gubernur diminta membawa air dan tanah dari masing-masing daerahnya. Kebetulan IKN nanti namanya Nusantara. Ini (situs Sumur Upas) salah satu titik kami mengambil air dan tanah untuk dicampur dengan air dan tanah dari 33 provinsi yang lain,” papar Khofifah.
Sekadar diketahui Sumur Upas berada dalam satu kompleks di Dusun Kedaton, Sentonorejo, Trowulan, Kabupaten Mojokerto, bersama Candi Kedaton.
Konon, seperti dilansir Radar Mojokerto, situs ini disebut sebagai persimpangan menuju Laut Kidul serta menjadi jujukan presiden dan pejabat negara.
Dua situs ini berada dalam satu kompleks di atas lahan seluas 4.344 meter persegi. Konstruksi bangunannya terbuat dari batu bata merah. Yang dulunya diduga sebagai Istana Kerajaan Majapahit.
Di bagian depan candi ada bekas tangga masuk selebar 2 meter. Sedang Sumur Upas berada di tengah-tengah area situs.
Sejak ditemukan, Candi Kedaton hanya berbentuk kaki sebuah candi. Berbeda dengan Sumur Upas. Sumur yang dikeramatkan penduduk setempat ini tidak pernah dibuka sejak pertama ditemukan.
Seperti diwartakan sebelumnya, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Setdaprov Kaltim HM Syafranuddin bilang sesuai pesan protokol Istana, semua air dan tanah yang dibawa harus memiliki ceritanya.
Nantinya air dan tanah itu akan dimasukkan dalam tempat bernama Nusantara. “Air dan tanah itu akan diserahkan ke Pak Gubernur untuk dimasukkan ke dalam tempat bernama Nusantara itu," ujarnya, dikutip Okezone.