bakabar.com, BANJARBARU - Kelompok tani di Palam Banjarbaru sukses panen padi lokal di tengah kekeringan.
Ketua Gapoktan Tunas Baru Palam sekaligus Ketua Poktan Karya Bakti, Yansah menuturkan jika keberhasilan panen padi ini di luar dugaan mereka. Sebab, kekeringan yang melanda lahan mereka sangat memungkinkan berdampak pada kegagalan panen.
Dia merincikannya, dari total ratusan hektare lahan pertanian yang dikelola kelompoknya, hanya puluhan yang berhasil bertahan hingga panen.
"Bisa panen ini kami tidak menduga, tahun ini kekeringan parah. Tahun kemarin masih bisa panen 70 persen, tahun ini bisa panen saja Alhamdulillah, mungkin ini 30 persen lah," katanya, Selasa, (12/9/2023).
Lahan pertanian yang berhasil dipanen itu sebutnya berada di wilayah bawah, sedang untuk wilayah atas tidak bisa diselamatkan.
Lantas, apa teknik pengelolaan pertanian yang diterapkannya hingga bisa survive dalam kondisi kekeringan?
Yansah menerangkan, jika tidak ada teknik khusus hanya saja mereka terbantu oleh gulma kayu apu.
"Jadi kondisi lahan di sini banyak ditumbuhi gulma kayu apu yang sebenarnya itu mengganggu di pertanian saat perairan dan biasa dimusnahkan," ujarnya.
Tapi, lanjutnya ternyata ada keuntungan dari gulma tersebut, yang mana berfungsi sebagai seresah penampung kelembaban, dan berpengaruh ke pertumbuhan padi mereka.
"Itu yang bisa membantu keberhasilan, menunjang pertumbuhan padi, yang dulunya kami musnahkan ternyata bermanfaat saat kekeringan," tandas Yansah.
Pantauan bakabar.com di lokasi, memang tampak banyak kayu apu jenis Salvinia Molesta yang sudah kering.