Bencana Kekeringan

Kekeringan Melanda Bogor, 35 Ribu Warga Krisis Air Bersih

Kekeringan melanda di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dampaknya, lebih dari 35 ribu warga krisis air bersih.

Featured-Image
Ilustrasi kekeringan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. (Foto: Pixabay.com).

bakabar.com, BOGOR - Kekeringan melanda di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dampaknya, lebih dari 35 ribu warga kekurangan air bersih.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat, ada 35.437 ribu warga yang terdampak kekeringan. Mereka tersebar di 11 kecamatan Kabupaten Bogor.

Yakni Citeureup, Leuwisadeng, Sukajaya, Tenjo, Rancabungur, Cisarua, Babakan Madang, Cibungbulang, Jonggol, Jasinga, dan Nanggung.

"Ada 24 desa dari 11 kecamatan tersebut yang terdampak, terdiri dari 10.625 KK," kata Plt Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bogor, Asep Sulaeman, Kamis (10/8).

Baca Juga: Anggota DPRD Bogor Minta Pemkab Atasi Kekeringan Secara Menyeluruh

Asep mengatakan, upaya tanggap darurat terus dilakukan oleh BPBD. Yaitu mendistribusikan air bersih untuk warga.

Sejak 29 Juli hingga 8 Agustus 2023, sudah 290 ribu liter air bersih dibagikan. Perkembangan akan terus disampaikan BPBD.

Sementara itu, anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Achmad Fatoni mengatakan bahwa langkah membagikan air bersih belum cukup. Dia berharap pemerintah daerah bisa menanggulangi masalah kekeringan ini secara menyeluruh.

"Jangan hanya melakukan langkah penanganan darurat. Tapi juga harus diikuti langkah jangka menengah dan panjang," kata Fatoni, Rabu (9/8).

Baca Juga: Aksinya Ketahuan Warga, Maling Motor di Bogor Dihakimi Massa

Fatoni menambahkan bahwa daerah yang mengalami kekeringan tidak banyak berubah dan bisa didata jauh sebelumnya. Sehingga bisa dilakukan upaya pencegahan.

Karenanya, Fatoni menyarankan sejumlah hal. Pertama, membangun sarana air bersih, melalui sumur, pipanisasi sampai jaringan PDAM untuk jangka menengah. Yakni dengan memanfaatkan mata air yang ada maupun mengolah air sungai.

"Jangka panjangnya dengan memperhatikan kelestarian hutan dan tutupan vegetasi. Lakukan reboisasi di daerah-daerah hulu dan hutan atau lahan-lahan kritis atau gundul," ungkapnya.

Fatoni juga menyarankan agar dibuat sumur resapan, maupun biopori di wilayah-wilayah permukiman warga agar air hujan bisa banyak masuk ke tanah.

Editor


Komentar
Banner
Banner