bakabar.com, JAKARTA – Berzikir adalah sebaik-baik amal. Zikir ialah perbuatan yang paling berkualitas di sisi-Nya dan mampu mengangkat derajat seorang hamba lebih tinggi lagi. Rasul dalam hadis itu juga menempatkan zikir lebih utama dibanding berhadapan dengan musuh yang tanpa disertai dengan zikir.
Syekh Muhammad Shalih al-Munjid dalam artikelnya berjudul "Adab Dzikrillah"menjelaskan, kelebihan zikir terletak pada fleksibilitasnya. Zikir tak terbatas oleh ruang dan waktu.
Kapan dan di mana saja, seseorang bisa mengingat Sang Pencipta. Karenanya, zikir merupakan amalan satu-satunya yang diperintahkan Allah untuk diperbanyak. " Hai orang-orang yang beriman, berzdikirlah (dengan menyebut nama) Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya." (QS al-Ahzab [33]: 41).
Sahabat Mu’adz bin Jabal mengatakan, kriteria para penghuni surga ialah mereka akan menyesal bila melewatkan sesaat pun tanpa berzikir. Tentunya, zikir yang berkualitas. Zikir yang memicu rasa takut, kecintaan, dan takwa, serta iman kepada-Nya.
Ketiadaan efek positif dari berzikir tersebut dijadikan sebagai salah satu tanda-tanda kemunafikan. Para munafik, tak lepas berzikir. Tetapi, zikir yang dilakukan tak berbekas apa pun di kehidupan nyata mereka. "Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (QS an-Nisaa’ [4]: 142).
Syekh Shalih mengatakan, bila keimanan seseorang diumpamakan sebuah pohon, akidah adalah akar yang bercokol kuat, amal saleh diibaratkan ranting pohon, dan budi pekerti mulia adalah buahnya. Maka, zikir adalah air jernih yang senantiasa mengaliri dan membasahi tanaman itu.
Ini seperti riwayat dari ad-Dailami, yaitu membaca Alquran dan berzikir akan menumbuhkan keimanan di kalbu, laksana air menghidupi pohon. "Perumpaan orang yang berzikir dan tidak, seperti orang hidup dan mayat," sabda Rasulullah di riwayat Bukhari.
Jika lidah basah oleh zikir dan hati terbentengi dengannya, nafsu akan terjaga dari perkara yang batil. Dengan memperbanyak zikir yang khusyuk, akan menghindarkan diri dari perbuatan dosa. Mereka yang bergelimang dosa adalah pribadi-pribadi yang tandus dari zikir. "Dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas." (QS al-Kahfi [18]: 28).
Keutamaan ini tidak hanya berlaku secara personal. Keistimewaan berzikir bisa diperoleh secara kolektif dan berjamaah. Berzikir secara berjamaah juga sangat bermanfaat. Hadis riwayat Muslim menyebutkan, tidaklah sekolompok orang yang berzikir bersama kecuali para malaikat akan mengelilingi mereka. Rahmat Allah bersama mereka yang berzikir, ketenangan akan mereka peroleh, dan Allah akan mengingat mereka.
Baca Juga: Buah Tin, Rahasia Sumpah Allah SWT dan Segudang Khasiat
Baca Juga: Saat Imam Ar-Razi Kaitkan Ampunan dengan Surga
Sumber: Khazanah Republika.co.id
Editor: Aprianoor