Banjarmasin Hits

Kecewa Tabrakan Armada Pemadam Milik Pemkot Banjarmasin, Dewan: Apa Bedanya dengan BPK Swasta?

Kecelakaan yang melibatkan armada pemadam kebakaran milik DPKP Kota Banjarmasin menarik sorotan.

Featured-Image
Armada pemadam kebakaran DPKP Banjarmasin mengalami kecelakaan di zona traffic light simpang Kuripan, Sabtu (4/2) kemarin. Foto-apahabar.com/Riyad

bakabar.com, BANJARMASIN - Kecelakaan yang melibatkan armada pemadam kebakaran milik DPKP Kota Banjarmasin mendapat sorotan banyak pihak.

Tabrakan beruntun antara armada pemadam DPKP Kota Banjarmasin dengan lima buah mobil terjadi di zona traffic light Simpang Kuripan, Jalan A Yani Km 2, Sabtu (4/2) sore.

Ketua Komisi I DPRD Banjarmasin, M Faisal Hariyadi, Sabtu (4/2) malam, mengungkapkan kekecewaannya akan kejadian tersebut.

"Pertama-tama saya prihatin. Semoga ini peristiwa terakhir yang melibatkan armada pemadam kebakaran," kata pria yang juga menjawab Ketua Balakar 654 Banjarmasin itu.

Seperti diketahui memang, sebelum peristiwa tabrakan armada pemadam kebakaran 'plat merah' ini, insiden kecelakaan yang disebabkan armada pemadam kebakaran swasta pun sudah terjadi berulang kali di Banjarmasin.

Kekecewaan Faisal makin bertambah, ketika tahu, dugaan kebakaran di kawasan Pramuka, yang dikejar oleh armada pemadam kebakaran DPKP Kota Banjarmasin itu hanyalah kabar tidak benar.

Asap yang dikira dari api kabarnya malah hanya berasal dari orang yang sedang melakukan fogging.

Parahnya lagi, untuk mengejar informasi kebakaran yang tidak benar itu, DPKP Kota Banjarmasin harus menurunkan dua unit mobil tangki. Artinya, mitigasi DPKP Banjarmasin sangat tidak terukur.

"Ini lantas jadi momentum bagi DPKP Kota Banjarmasin untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh," katanya.

Evaluasi dimaksud Faisal, yakni terkait personalia. Kemudian permasalahan teknis dan sistem kerja di DPKP Kota Banjarmasin.

"Pos terpadu yang sebelumnya diwacanakan, segera direalisasikan," katanya.

Pasalnya, kata Faisal, pada rapat dengan dewan, DPKP Kota Banjarmasin sempat menyampaikan jika hendak mendirikan pos terpadu di setiap kecamatan. Yang mana, DPKP sebagai pemegang pusat komando untuk barisan pemadam kebakaran (BPK) swasta yang ada di Banjarmasin.

Pengertian sederhananya, jika ada kabar kebakaran, seluruh BPK swasta yang ada di Banjarmasin tidak boleh bergerak sebelum ada informasi pasti, terkait keabsahan atau skala intensitas api dari DPKP Kota Banjarmasin. 

Adapun di pos terpadu setiap kecamatan itu, akan ada mobil pemadam kebakaran dan anggota-anggota yang berjaga.

"Sehingga kalau ada kabar kebakaran, tidak mesti armada yang berada di tengah kota meluncur. Karena jarak tempuh dari markas besar di Pemkot Banjarmasin menuju ke lokasi cukup memakan waktu," katanya.

"Sehingga wacana pos terpadu tiap kecamatan itu cepat-cepat dilaksanakan," tekan Politisi Partai Amanat Nasional itu.

"Karena beberapa bulan ini malah pemadam DPKP Banjarmasin terkesan hanya menerima informasi. Bukan yang memvalidkan," lanjutnya.

Evaluasi lain juga perlu dilakukan untuk peralatan-peralatan pemadaman, khususnya mobil-mobil milik DPKP Banjarmasin. 

"Mobil yang nabrak ini sudah tidak layak. Usianya sangat tua. Mengingat pemadaman kebakaran ini urusan wajib. Maka harus dievaluasi alat-alat itu," katanya.

"Bukan saya berandai-andai. Tapi umpamanya terjadi kebakaran gedung bertingkat. DPKP Banjarmasin pasti kelabakan. Pikir saja, armada yang dilengkapi tangga tidak punya. Peralatan lain juga minim. Maka ini wajib dievaluasi lagi," imbuhnya.

Atas kejadian ini, Faisal di DPRD lantas berencana memanggil DPKP Kota Banjarmasin untuk dimintai klarifikasi.

"Di DPRD saya sempat meloloskan anggaran untuk DPKP Banjarmasin membeli mobil dua kabin. Memang bukan tangki. Tapi cukup representatif untuk membawa penumpang di dalam mobil dan membawa mesin di belakang," katanya.

"Tapi kenapa DPKP masih memakai armada bututnya itu. Apakah mobil itu sudah dibeli atau belum? kenapa tidak terlihat dioperasionalkan. Ini juga saya sayangkan," sambungnya.

Di samping itu, pemanggilan juga untuk meminta klarifikasi terkait langkah evaluasi apa yang bakal dilakukan oleh DPKP Kota Banjarmasin. 

"Kalau ke depan DPKP Banjarmasin masih tidak punya sistem kerja yang jelas, lantas apa bedanya dengan BPK swasta?" katanya.

"Salah satu sebab banyaknya BPK swasta di Banjarmasin juga dikarenakan masyarakat masih belum percaya dengan pemadam kebakaran milik Pemkot Banjarmasin," tandasnya.

Diwartakan sebelumnya, tabrakan beruntun terjadi tepat di traffic light Simpang Kuripan, kawasan A Yani Km 2, Banjarmasin Tengah, Sabtu (4/2) sabtu.

Kecelakan itu melibatkan armada mobil pemadam kebakaran milik Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Kota Banjarmasin dengan sedikitnya 5 mobil lainnya.

Antaranya; Toyota Calya B 2657 PFL, Toyota Kijang Innova DA 1392 TFC, Toyota Camry B 1262 SEB, Toyota Kijang Innova B 2621 SXB, Toyota Kijang Innova DA 1092 IL.

Pengemudi Toyota Kijang Innova DA 1092 IL, Agus (52) menuturkan, sebelum tabrakan terjadi, mobilnya dan empat lainnya sedang berhenti karena traffic light sedang merah.

Tiba-tiba dari arah dalam menuju luar kota, datang dua armada mobil tangki air milik DPKP Kota Banjarmasin dengan kecepatan tinggi.

Satu mobil dengan DA 9380 CN berhasil lewat. Tapi mobil satunya dengan nomor polisi DA 977 A malah menghantam mobil yang sedang berhenti di zona traffic light.

"Mobil saya pertama kali ditabrak dari belakang. Kemudian beruntun ke mobil-mobil di depan saya," ujar warga Kompleks Bumi Mas Banjarmasin itu.

Kebetulan memang, mobil milik Agus terlihat yang paling ringsek. Karena sebagai yang paling pertama dihantam. Beruntung tak ada korban jiwa akibat kejadian tersebut.

Editor
Komentar
Banner
Banner