bakabar.com, JAKARTA – Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umrah (PPIU) Taqwa Tours mengeluhkan kebijakan pemerintah yang mengharuskan keberangkatan umrah satu pintu. Selain merepotkan, kebijakan tersebut juga membuat biaya menjadi bertambah.
“One gate system keberangkatan dan kepulangan jemaah melalui Jakarta memang cukup merepotkan,” kata Pemilik Taqwa Tours Rafiq Jauhary, dikutip Apahabar.com dari Irham.id, Minggu (16/1).
Rafiq mengatakan selain merepotkan, kebijakan satu pintu ini juga memberatkan jemaah dari segi biaya. Banyaknya biaya yang perlu dikeluarkan jemaah untuk bisa umrah di masa pandemi ini membuat minat masyarakat menurun.
“Selain masalah teknis yang menyulitkan, one gate system akan membuat biaya umrah semakin meningkat,” ujarnya.
Rafiq mengatakan, umrah di masa pandemi ini banyak biaya yang perlu dikeluarkan jemaah, mulai dari biaya skrining kesehatan sampai biaya paket karatina di tanah air dan tanah suci yang harganya tinggi. Untuk itu pemerintah diminta tidak lagi mengeluarkan kebijakan yang membuat pengeluaran jemaah untuk umrah meningkat.
“Peningkatan biaya ini tidak semata masalah biaya transportasi, biaya karantina hingga swab PCR pun dapat meningkat mengingat adanya demand yang tinggi,” katanya.
Menurutnya, meski banyak hotel di sekitar Bandara Soekarno Hatta Jakarta, namun tidak cukup menampung jemaah umrah yang datang di seluruh dearah. Karena minat masyarakat untuk umrah setiap hari terus meningkat.
“Bayangkan saja hotel di sekitar bandara Soekarno Hatta jumlahnya tidak cukup banyak, sementara jumlah jemaah umrah semakin meningkat Dalam beberapa hari terakhir saja jumlah jemaah umrah yang diberangkatkan sudah mencapai ribuan jemaah,” katanya.
Rafiq mengatakan, durasi menginap jemaah saat karantina di Jakarta lebih lama dibanding di Makkah. Kalau kapasitas asrama haji dan hotel karantina di Jakarta terbatas sementara jumlah jemaah umrah terus meningkat, maka pasti paket harga hotel karantina akan meningkat.