Peristiwa & Hukum

Kasus Penipuan Arisan di Tala: Mediasi Gagal, Bandar Diduga Kabur ke Kalteng

Bandar arisan di Desa Banyu Irang, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, diduga membawa kabur arisan warga. Akibatnya, warga rugi hingga ratusan juta rupia

Featured-Image
Ilustrasi - Waspada penipuan berkedok arisan online. Foto: radarbromo.jawapos.com

bakabar.com, PELAIHARI - Bandar arisan di Desa Banyu Irang, Kecamatan Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, diduga membawa kabur duit arisan. Uang yang dibawa lari diperkirakan lebih dari setengah miliar.

Kapolsek Bati-Bati, Iptu Samsudi, membenarkan adanya kasus tersebut. Bahkan, aparat kepolisian sudah mengupayakan mediasi antara kedua belah pihak. 

“Kalau diminta mediasi kemarin dengan kepala desa Banyu Irang memang ada,” kata Syamsudi, Rabu (29/11).

Baca Juga: Tinggal 30 Km Lagi, Jalan Bypass Banjarbaru-Batulicin Rampung!

Namun, proses mediasi yang diupayakan gagal, karena si bandar tidak hadir. Syamsudi mengakui sudah banyak menerima laporan dari masyarakat, karena korbannya cukup banyak.

Dia pun meminta setiap korban melaporkan kasus ini dengan disertai bukti-bukti yang lengkap. 

“Jelas kami harapkan buktinya disertakan juga, misalnya, bukti transfer uang atau penyerahan uang dan foto-foto kegiatan arisan dari para korban,” kata Kapolsek.

Nilai kerugiannya pun cukup fantastis. “Pokoknya banyak uang peserta arisan yang ada di bandar. Diperkirakan Rp200 juta sampai Rp500juta. Begitu Informasinya,” tandasnya.

Sebelumnya, emak-emak di Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut, ramai-ramai melaporkan kasus tersebut ke polisi, karena diduga telah melakukan penipuan. Parahnya, saat ini si bandar diduga kabur ke Kalimantan Tengah bersama anak dan suaminya. 

“Bahkan rumahnya di RT.05 Gang Famili, informasinya sudah digadaikan ke bank,” kata salah satu korban arisan kepada media ini, Selasa (28/11).

Baca Juga: Terdakwa Korupsi Dana Desa Sawaja Tapin Kembalikan Kerugian Uang Negara

Nomor handphone pelaku juga sudah tak aktif. Dia pun berharap aparat kepolisian segera menangani kasus tersebut.

Selain warga Banyu Irang, kabarnya ada juga korban dari desa tetangga seperti Desa Bentok dan Desa Bangkal di Kota Banjarbaru. Jumlah korban arisan ini diperkirakan mencapai seratus orang lebih. 

Jenis arisan yang dijalankan beragam. Ada yang bulanan, mingguan, dan harian. Total nilai uang arisan yang masih berada di tangan N kurang lebih Rp650 juta.

Korban arisan lainnya, Ami, mengaku kehilangan uang Rp10 juta. “Saya ikut arisan yang bulanan dengan setoran Rp2 juta, sudah tujuh kali guncang. Namun yang dapat baru dua, sementara lima arisan lainnya fiktif,” katanya.

Hal yang sama dialami OR, Dia mengaku ikut arisan. Jumlah uang yang dibawa kabur berjumlah Rp5,4 juta. 

Editor


Komentar
Banner
Banner