bakabar.com, SAMPIT - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalteng, dalam sepekan ini kian marak, seperti yang terjadi di wilayah Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga.
Lahan yang terbakar merupakan kawasan gambut, hingga membuat api cukup sulit untuk dipadamkan. Karhutla ini sudah berlangsung sejak tanggal 5 hingga 7 Agustus 2024 ini.
Untuk mengantisipasi meluasnya kebakaran lahan itu, tim gabungan terdiri dari BPBD Kotim, TNI, Polri, MPA Desa setempat serta pihak Perusahaan PBS terdekat telah diterjunkan ke lokasi kebakaran.
Camat Cempaga, Adi Chandra mengakui, petugas cukup kesulitan melakukan pemadaman karena lokasi yang terbakar merupakan lahan gambut.
"Sampai saat ini kita masih berupaya melakukan pemadaman, cukup susah memadamkannya yang di Sungai Paring. Mau minta heli water bombing tetapi belum ada infonya, jadi dengan upaya seadanya dulu," terang Adi Chandra, Rabu (7/8/2024).
Hutan dan lahan yang terbakar terbilang cukup luas, mencapai kisaran 2 hektare. Adi Chandra berharap, ada bantuan dari heli kopter water bombing, atau sebaliknya ad ahujan deras turun sehingga api bisa dipadamkan sepenuhnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kotim, Multazam, mengatakan bahwa karhutla tersebut telah berdampak terhadap tiang sutet di Desa Sungai Paring yang mendistribusi pasokan listrik di 5 Kabupaten pada wilayah selatan.
"Operasi pemadaman kami lakukan dua kali yakni di siang hingga malam hari, dan api sudah bisa dikendalikan," imbuhnya.
Mengingat mulai maraknya kebakaran lahan ini, Multazam mengimbau pada seluruh masyarakat Kotim, khususnya pemilik lahan agar tidak melakukan aksi pembakaran.
Sebab dampak yang ditimbulkan akibat kebakaran lahan sangat membahayakan, bukan hanya akan menimbulkan pencemaran lingkungan dengan munculnya kabut asap, namun juga sangat berbahaya bagi kesehatan manusia.