bakabar.com, BANJARBARU - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Kalimantan Selatan (Kalsel) tahun ini lebih parah. Hal itu sudah diprediksi oleh BMKG.
Terbaru, ada sembilan hektare lahan yang terbakar di kawasan Liang Anggang, Banjarbaru.
"Yang mampu dipadamkan juga hanya beberapa hektare. Tidak semua," kata Manajer Pusdalops BPBD Kalsel, Ricky Ferdyanto, Minggu (25/6) siang.
Baca Juga: Kalsel Berasap! Karhutla Picu Infeksi Pernafasan Akut
Hingga hari ini, kata dia, luas hutan yang terbakar di Kalsel sekitar 18,2 hektare. Sementara untuk lahan lebih parah. Mencapai 163,15 hektare.
Karhutla paling parah terjadi di Banjarbaru dengan luasan 75,8 hektare. Disusul Kabupaten Tanah Laut seluas 73,78 hektare, dan Kabupaten Banjar dengan 5,5 hektare.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kalsel, Pormadi, membeberkan mereka punya kendala. Soal akses yang terbatas.
"Lahan yang terbakar merupakan lahan gambut dan rawa, sehingga akses untuk memadamkan api pun tidak ada," bebernya.
Baca Juga: Kalimantan Memanas, Kobar Siaga Darurat Karhutla
Terpisah, Kabid Kesiapsiagaan dan Pencegahan BPBD Kalsel, Bambang D Mulyadi, mengatakan, akhir Juni 2023 ini akan dilakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC) di langit Kalsel.
Ia menyebut pelaksanaan TMC sudah disepakati Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI dan Badan Restorasi Gambut (BRG).
“TMC nanti memanfaatkan awan potensial untuk memperpanjang musim hujan di langit Kalsel,” sebutnya.
TMC di Kalsel rencananya dilaksanakan selama 12 hari. Mulai akhir Juni hingga awal Juli mendatang.