apahabar, JAKARTA – Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Perhubungan (Dishub) mencatatkan jumlah kasus pelecehan seksual di Transjakarta, mengalami penurunan dalam 3 tahun belakangan.
Kepala Dishub DKI Jakarta Syafrin Liputo mengatakan jumlah kasus pelecehan seksual capai 28 kasus pada tahun 2019. Namun, pada tahun 2022 angka menurun drastis sampai bulan Agustus capai 9 kasus.
"Data jumlah kasus pelecehan seksual menunjukkan bahwa jumlah terbanyak terjadi pada tahun 2019, yaitu 28 kasus dan dari awal tahun 2022 sampai dengan bulan ini telah terjadi 9 kasus pelecehan seksual di Transjakarta," kata Syafrin, Jumat (5/7).
Syafrin menambahkan bahwa penurunan tersebut merupakan hasil dari kampanye stop pelecahan seksual. Berikut tiga tahapan Transjakarta mengalakkan kampanye para penggunanya.
Pertama, pencegahan dengan cara melakukan kampanye, dengan tujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaporkan kejadian.
Pelecehan seksual baik itu korban maupun saksi, diharapkan bisa melaporkan ke kanal yang ada atau nomor pengaduan 112.
Untuk pengaduan saat ini sudah ada pos sapa (pos sahabat anak dan perempuan) layanannya sudah ada di seluruh stasiun MRT, LRT, dan pada 23 halte yang dikelola transjakarta.
Kedua, menangani dengan meningkatkan petugas layanan bus. Tranjakarta berencana untuk menambah kurang lebih 1300 petugas layanan bus dan diharapkan dengan penambahan ini, kasus pelecehan seksual dalat berkurang atau hilang.
Ketiga, memberi dorongan kepada korban ataupun saksi, untuk melaporkan kejadian pelecehan. Transjakarta sudah membuat kanal sebagai sarana untuk menyampaikan aduan dan memberi jaminan kepada saksi atau korban yang akan melapor, bahwa identitas pelapor akan dijaga.
Transjakarta memastikan untuk mencegah publikasi tersebut, sehingga keamanan dan keselamatan tetap terjamin. (GABID)
