bakabar.com, JAKARTA - Beragam cara dilakukan masyarakat untuk menangkis virus Corona. Salah satunya mengenakan kalung.
Selain kalung juga ada roll on yang juga berbahan materi minyak atsiri eucalyptus citridora yang terbukti bisa menjadi antivirus terhadap virus avian influenza (flu burung) subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus.
Berikut ini fakta-fakta kalung antivirus itu:
1. Bukan Vaksin
Kepala Badan Litbang Pertanian Fadjry Djufry mengatakan, hingga saat ini, banyak negara yang berlomba-lomba menemukan antivirus corona. Begitupun di Indonesia, pemerintah melalui Kementerian dan Lembaga (K/L) terus mencoba mencari cara dan menemukan obat untuk mencegah serta menangani Covid-19 yang masih mewabah di Indonesia.
“Ini bukan obat oral, ini bukan vaksin, tapi kita sudah lakukan uji efektivitas, secara laboratorium secara ilmiah kita bisa buktikan,” kata Fadjry seperti dilansir situs resmi Kementan.
2. Tekan Penyebaran Virus
Fadjry Djufry mengatakan ketiga jenis penelitiannya yang berbasis eucalyptus, yakni kalung, roll on dan inhaler bisa menekan penyebaran virus corona atau Covid-19 ke dalam tubuh manusia. Hal itu setelah pihaknya melakukan penelitian di salah satu laboratorium sejak Maret lalu.
"Ini masih dalam skala laboraturium. Jadi ini bisa menekan penyebaran virus," kata Fadjry dalam konferensi pers di Bogor, Jawa Barat.
Dia menjelaskan, saat ini belum ada laboratorium yang mampu menumbuhkan virus SARS-CoV-2 pada sel kultur. Hasil pengujian menunjukkan beberapa ekstrak tanaman potensial sebagai antivirus pada pengujian in vitro pada media tumbuh.
"Dengan konsentrasi terukur minyak eucalyptus mampu membunuh hingga 100% virus influenza maupun virus corona," kata dia.
3. Diproduksi Agustus
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menargetkan bisa memproduksi kalung Antivirus Corona pada Agustus. Hasil pengembangan dari Balitbang Kementerian Pertanian, kalung antivirus ini menggunakan tanaman Atsiri (eucalyptsus). Di mana dari hasil lab, dari 700 jenis, satu bisa mematikan Corona.
Untuk itu, dirinya pun akan memproduksi masal kalung antivirus tersebut. “Bulan depan ini sudah dicetak, diperbanyak," ujarnya. Minyak atsiri eucalyptus citridora bisa menjadi antivirus terhadap virus avian influenza (flu burung) subtipe H5N1, gammacorona virus, dan betacoronavirus.
4. Tidak Dijual
Fadjry Djufry kembali meluruskan pemberitaan terkait inovasi berbasis eucalyptus yang banyak beredar.
"Kami tegaskan kembali, sebagai lembaga pemerintah tidak diperkenankan untuk melakukan aktivitas penjualan. Kami berinovasi sebagai kontribusi bagi negara ditengah pandemi. Latar belakangnya jelas, dengan memanfaatkan sumber daya alam Indonesia yang luar biasa melimpah," ujar Fadjry.
5. Kantongi Izin Edar
Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian tengah mengembangkan sebuah kalung antivirus corona. Kalung ini pun dikenakan langsung Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Ternyata, BPOM hanya memberikan izin edar terhadap barang itu sebagai jamu, bukan antivirus.
"Kita ini izin edarnya adalah jamu, levelnya masih jamu,. Ini tidak melanggar," kata Fadjry Djufry dalam konferensi pers virtual di Bogor, Jawa Barat.
Dia mengaku tidak mengklaim bahwa produk penelitiannya itu sebagai antivirus corona. Sebab itu harus melalui uji klinis dan memerlukan waktu setidaknya paling cepat selama 18 bulan.
6. Bukan Jimat
Fadjry Djufry menegaskan bahwa kalung aromaterapi eucalyptus yang dinyatakan bisa menekan penyebaran virus corona atau Covid-19 itu bukanlah sebuah jimat.
Dirinya mengaku telah melakukan penelitian di dalam uji laboratorium dan hasilnya bahwa bahan-bahan yang terkandung di dalam kalung itu bisa membunuh virus corona.
"Kalung ini bukan jimat, ada dasar ilmiahnya. Tidak mungkin saya pertaruhkan jabatan dan Badan Litbang Pertanian," kata Fadjry. (okz)
Editor: Syarif