Hot Borneo

Kalsel Perlu Tambahan Produksi Beras dan Suplai Daging Sapi

Untuk Pengendalian inflasi, Kalsel perlu tambahan produksi beras dan tambahan suplai daging sapi.

Featured-Image
Kalsel disebut perlu tambahan produksi beras dan suplai daging sapi. Foto-apahabar.com/Hasan.

bakabar.com, BANJARBARU - Dalam pengendalian inflasi, Kalsel disebut perlu tambahan produksi beras dan tambahan suplai daging sapi.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Perdagangan Kalsel, Birhasani kepada wartawan, Jumat (11/11).

Menurutnya, ketersedian stok beras di Banua kian menipis. Dalam pekan pertama November, ketersediaannya sebanyak 31.055,18 ton. Sedangkan kebutuhan yang diperlukan di Kalsel yakni 7.595 ton.

Sementara, soal daging juga disebut menipis dan kurang. Sebab ketersediaan stok sekitar 197,48 ton. "Sedang keperluannya 77,66 ton," kata Birhasani.

Kepala Disbunnak Kalsel, Suparmi mengaku akan melakukan pemenuhan daging sapi yang kemudian akan disimpan di cold storage dan dibagikan untuk kegiatan pasar murah.

Serta mendorong pemenuhan sapi lokal melalui program sistem integrasi kelapa sawit, sapi potong berbasis kemitraan usaha ternak inti plasma atau disingkat Siska Ku Intip. 

Kepala Biro Ekonomi Provinsi Kalsel, Hj Raudatul Jannah Sahbirin berujar terkait penanganan inflasi ini harus segera dicarikan solusi atau jalan keluar.

Salah satunya dengan melakukan pendataan akurat soal beras lokal serta menjaga ketersediaan stok daging sapi.

"Serta intervensi harga pasar dengan menggelar pasar murah," singkatnya.

Sekdaprov Kalsel, Roy Rizali Anwar mengatakan untuk rapat koordinasi inflasi ini masih akan berlanjut pekan depan.

Intinya kata dia, tadi sudah ada upaya penanganan pemerintah guna mengendalikan inflasi dengan pasar murah yang akan digelar paling lambat pekan depan.

"Dan pasar murah akan diselenggarakan sampai akhir Desember 2022," ujar Roy.

Dijelaskan Roy, dari rapat itu sendiri, setiap SKPD diminta ikut andil menangani indeks harga konsumen dari komoditi beras, cabai, bawang, daging sapi, ayam ras.

"Terutama di tiga kabupaten/kota, yakni Kotabaru, Tabalong dan Banjarmasin. Karena daerah itu yang rentan," terangnya.

Editor


Komentar
Banner
Banner