bakabar.com, BANJARBARU – Api masih mengepung sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan (Kalsel). Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) makin hari makin meningkat.
Menurut data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel dari 1 Januari sampai 1 September 2019, yang diterbitkan pada Senin (2/9).
Hingga kini, tercatat jumlah luas hutan dan lahan yang terbakar mencapai 2.131,31 hektare.
Dalam satu minggu terakhir api telah menghanguskan 60 hektar hutan yang tadinya pada (26/8) luas hutan terbakar sebanyak 15,25 hektar, kini pada (1/9) meningkat menjadi 75,25 hektare.
Sama halnya dengan jumlah luas lahan terbakar meningkat seluas 418,97 hektare dari tadinya pada (26/8) luas lahan terbakar sebanyak 1637,09 hektare, kini pada (1/9) mencapai 2.056,06 hektare.
Kebakaran lahan di Kalsel, masih didominasi Kabupaten Tanah Laut sekitar 438,43 hektare. Disusul Tapin seluas 362,74 hektare.
Dan dibayangi Banjar dan Banjarbaru yang berada diurutan ketiga dan keempat. Masing-masing memiliki luasan lahan terbakar sekitar 222,35 hektare dan 219,67 hektare.
Sedangkan untuk kebakaran hutan di Kalsel didominasi oleh Kabupaten Banjar dengan luasan terbakar sekitar 61 hektare.
Disusul Banjarbaru dan Tanah Laut yang masing-masing memiliki luasan hutan terbakar yang sama yaitu sebanyak 6 hektare dan terakhir Barito Kuala dengan luasan hutan terbakar sebanyak 2,25 hektare
Kepala BPBD Kalsel, Wahyudin telah membenarkan bahwa setiap hari di Kalsel selalu ada kejadian kebakaran.
“Tiap hari selalu ada kejadian kebakaran,” ujar Wahyudin.
Namun menuju puncak kemarau, sambungnya, BPBD Kalsel terus berpatroli menggunakan heli untuk memantau titik panas dan segera memadamkannya.
“Sampai ini kondisi Karhutla di Kalsel meski banyak namun masih terkendali,” jelasnya.
Perlu diketahui pada hari ini telah ditemukan 11 hotspot atau titik panas di 5 Kabupaten yaitu 1 hotspot di HSS, 1 di HSU, 2 di Kota Baru, 5 di Tanah Laut, dan 2 di Tapin.
Baca Juga:Karhutla di Balangan, Regu Avatar Dikerahkan
Baca Juga: TNI, Polri dan Tim Karhutla Berjibaku Padamkan Api di Landasan Ulin
Reporter :NurulMufidah
Editor: Muhammad Bulkini