bakabar.com, BANJARBARU - Stok beras di Banua tahun ini hingga awal 2023 diklaim aman. Produksi dan konsumtif beras di Kalsel hingga akhir 2022 disebut mengalami surplus.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (TPH) Kalsel, Syamsir Rahman menyatakan ketersediaan stok beras di Kalsel terjamin aman.
Secara keseluruhan surplusnya 42 ribu ton. Itu kata Syamsir paling minim penghitungannya. Dia menyebut, pada November hingga Februari, petani masih panen.
"Belum lagi masih ada sisa gabah padi tahun yang lewat," ujar Syamsir, Selasa (15/11).
Dijelaskan Syamsir, petani masih ada panen pada Januari hingga Februari lantaran ada kemunduran tanam yang disebabkan Banjir.
Dirinya mengungkap, Kalsel memberi suplai dua provinsi sekaligus, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Artinya tutur Syamsir, Kalimantan Selatan memberi makan tiga provinsi sekaligus. Yakni Kalteng, Kaltim dan Kalsel sendiri.
Untuk memantau keluar masuk distribusi pangan Kalsel, Syamsir mengaku, pihaknya akan membuat pos jaga di beberapa titik.
Terkait kenaikan harga beras, Syamsir memaparkan, naiknya harga dikarekan beras yang dihasilkan adalah jenis premium.
Di samping itu juga lantaran naiknya sejumlah harga bahan lainnya. Seperti biaya produksi, BBM, pupuk dan obat-obatan.
Sementara dari data Badan Pusat Statistik (BPS) Kalsel, kondisi produksi dan konsumtif beras di Banua hingga akhir tahun 2022 mengalami surplus.
"Menurut penghitungan kami surplus hampir 42 ribu ton beras di Kalsel," katanya Yos Rusdiansyah, Kepala BPS Kalsel.
Surplus beras ini kata Yos, tersebar di seluruh Kalsel atau tidak menumpuk di suatu daerah saja.
"Ada beberapa kabupaten/kota yang surplus dan ada juga yang defisit, tetapi secara total Kalsel mengalami surplus," katanya.