bakabar.com, BANJARBARU - Kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan di sejumlah wilayah Kalimantan Selatan (Kalsel) makin merajalela.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalsel baru-baru ini mengeluarkan surat edaran untuk menyikapi hal tersebut. Salah satu poinnya adalah mengizinkan sekolah untuk melaksanakan pembelajaran dalam jaringan (daring).
"Jika memang harus daring, ya, maka pembelajaran melalui daring saja apabila kabut asapnya sangat tebal," papar Kadisdikbud Kalsel, Muhammadun, Sabtu (9/9).
Baca Juga: Kasus ISPA di Kalsel Meningkat Signifikan, Nihil Pasien Meninggal
Meski begitu, dia tetap meminta pihak sekolah untuk melihat situasi dan kondisi di sekitar sekolah. Jika kabut asap hanya terjadi pada pagi hari, dia menyebut belajar daring tak perlu dilakukan. Tapi jam belajar mengajar yang dimundurkan.
"Makanya, disesuaikan saja dari pihak sekolah yang memang terdampak kabut asap," imbuhnya.
Hal lain yang dia sampaikan adalah terkait penggunaan masker di sekolah. Hal ini dianggap penting jntuk meminimalkan warga sekolah terserang penyakit.
Dampak kebakaran lahan dan hutan ini juga mendapat sorotan dari Kepala Dinas Pendidikan Banjarbaru, Dedy Sutoyo.
"Jika memang harus diundur, maka waktu pembelajaran diundur. Dipermudah saja untuk kelancaran pembelajaran," sahut Dedy.
Baca Juga: Meski Berkabut, Penerbangan di Bandara Syamsudin Noor Normal
Dalam sepekan terakhir, dampak kebakaran lahan bahkan sampai menyebabkan sejumlah penerbangan di Bandara Internasional Syamsudin Noor harus tertunda. Kabut asap makin parah karena sudah lama Kalsel tak diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Di Tanah Bumbu, kendati kasus kebakaran lahan tidak banyak terjadi, tapi kondisi udara di sejumlah wilayah cukup mengganggu. Bau asap yang cukup menyengat seringkali bisa dirasakan pada malam hingga pagi hari.