bakabar.com, BARABAI – Dua akses jalan menuju pedalaman Meratus di Kecamatan Hantakan sudah bisa dilewati. Baik menggunakan roda dua maupun roda empat.
Terbukanya dua akses jalan tersebut setelah sejumlah prajurit Kodim 1002 Barabai yang dilengkapi dengan alat berat diturunkan.
Prajurit dibantu warga berupaya membuka jalan supaya pendistribusian bantuan bisa dengan mudah sampai. Selain itu agar aktivitas warga setempat bisa normal kembali pascabanjir bandang dan longsor yang terjadi pada Rabu 13 Januari 2021.
Dua akses jalan tersebut yakni, dari Desa Datar Ajab menuju Dusun Pantai Mangkiling dan jalan di Dusun Himpun yang menghubungkan Desa Haruyan Dayak.
Pejabat Kasdim 1002 Barabai, Kapten Inf Andi Tiro menyebutkan, ketebalan tanah yang menimbun jalan mencapai 150 sentimeter.
“Jalan yang tertimbun longsor ini, khususnya di Pantai Mangkiling jauhnya sampai 2 kilometer,” kata Andi Tiro, Kamis (11/2).
Dengan bantuan alat berat dan didukung dengan cuaca yang bagus, kata Tiro pembukaan akses jalan cepat selesai, kemarin (10/2).
Di Dusun Himpun menuju ke Desa Haruyan Dayak, lanjut Tiro, juga terdapat timbunan tanah longsor. Panjang jalan yang tertimbun longsor mencapai 15 meter dengan ketebalan antara 60 sentimeter hingga 150 sentimeter.
Kini jalan tersebut, kata Tiro sudah bisa dilalui menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat
“Babinsa kami, Sertu Rodi Hartono bersama warga masyarakat di sana bergotong-royong membuka akses jalan dengan peralatan manual," jelas Tiro.
Bencana alam yang mengawali 2021 di Bumi Murakata ini disebut sebagai banjir terparah sepanjang sejarah HST.
BPBD HST mencatat, banjir kali ini merendam 10 dari 11 kecamatan. Dampak banjir terparah ada di Kecamatan Hantakan, Batu Benawa dan Barabai.
Banjir bandang pertama kali menghantan sejumlah kawasan yang berada di Daerah Aliran Sungai Hantakan. Terparah ada di Hantakan dan Batu Benawa.
Hampir dua jam dua kecamatan itu terendam air bah. Hingga akhirnya turun ke sejumlah wilayah di daerah aliaran sungai (DAS) Hantakan, Kamis (14/1) dini hari.
Luapan Sungai Hantakan yang mengalir ke pusat Kota HST kemudian merendam hampir seluruh desa/kelurahan di Barabai. Ketinggian air mencapai 1,7 meter.
Sekitar 72 jam merendam Barabai, air berangsur-angsur surut lalu merendam wilayah paling bawah, yakni daerah rawa di Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU).
Per 10 Februari, catatan BPBD, se HST ada 87.506 jiwa dari 29.06 KK yang terdampak. Rumah warga yang terendam mencapai 20.554 unit.
Sedangkan rumah warga yang rusak berat sebanyak 2.973 unit. Sementara rumah warga yang hilang akibat disapu air bah sebanyak 183 unit.
Selain itu, ribuan fasilitas umum, lahan pertanian, peternakan hingga UMKM di HST juga ikut terdampak.
Banjir ini juga memakan korban jiwa. Ada 10 orang warga HST yang dinyatakan meninggal.