bakabar.com, MARTAPURA - Tak mengherankan kalau PS Kabupaten Tapin berhasil menjuarai Liga 3 zona Kalimantan Selatan. Mereka bahkan sudah berlatih adu tendangan penalti, sebelum final kontra Talenta Banua Martapura.
Melalui adu penalti, Tapin sukses menjadi juara Liga 3 zona Kalsel dalam final di Lapangan Rindam VI/Mulawarman, Selasa (9/1) sore.
Skor 5-4 menghiasi akhir pertandingan, setelah Birrul Hasani gagal membawa Talenta Banua memperpanjang napas dalam adu penalti.
Sebaliknya kelima penendang Tapin masing-masing Nova Afandi, Hanif Anshori, Al Fathur Rokhman, Zulkifli Yahya hingga Muhammad Aditia, sukses menyelesaikan tugas.
"Memang kami melakukan latihan khusus adu penalti. Bahkan sampai sehari sebelum final, kami latihan penalti," beber pelatih Tapin, Herman Pulalo, kepada bakabar.com.
Selain mengantisipasi berbagai kemungkinan di final, latihan adu penalti juga disebabkan kurang mengetahui kekuatan lawan. Di sisi lain, Tapin juga terlihat kesulitan mengembangkan permainan, terutama di babak pertama
"Kami belum pernah berhadapan sama sekali, sehingga sama-sama buta kekuatan lawan. Makanya saya menerapkan stategi bertahan dan mengandalkan serangan balik," beber Herman.
"Saya bersyukur anak-anak berhasil menerapkan strategi bertahan. Meski gagal mencetak gol, setidaknya tidak kebobolan," imbuh mantan bek Timnas Indonesia di era 1990 ini.
Adapun manajer Talenta Banua Martapura, Muhammad Rifky Maulana, mengakui kurang persiapan untuk adu tendangan penalti.
"Kami belum mematangkan adu tendangan penalti dalam setiap latihan," tukas Rifky.
"Dalam banyak kesempatan, pelatih banyak menekankan penguasaan bola, build up permainan, menajamkan penyerang dan sebagainya," pungkasnya.