bakabar.com, RANTAU – Presiden Joko Widodo akhirnya tiba di Kalimantan Selatan (Kalsel) pukul 11.52 Kamis (18/2).
Dari Bandara Syamsudin Noor, Jokowi bertolak ke Desa Pipitak Jaya, Kecamatan Piani, Kabupaten Tapin menggunakan helikopter Super Puma.
Presiden datang untuk meresmikan langsung salah satu proyek strategis nasional di Kalsel, yakni Bendungan Tapin.
Bendungan ini berjarak sekitar 20 kilometer dari Rantau, ibu kota Tapin atau 101 kilometer dari Banjarbaru, pusat pemerintahan Provinsi Kalsel.â£
Dari kunjungan presiden, Penjabat (Pj) Gubernur Kalimantan Selatan, Safrizal meminta dukungan penuh pemerintah pusat dalam hal peningkatan infrastruktur daerah.
“Presiden terus memberikan dukungan dalam mempercepat pembangunan. Termasuk perhatian luar biasa dalam penanganan bencana banjir di Kalsel,” Safrizal dalam sambutannya.
Bendungan Tapin dikerjakan sejak 2015 hingga 2020. Bendungan yang memiliki luas genangan hingga 425 hektare ini berkapasitas tampung hingga 55,77 juta meter kubik.
Bendungan ini diproyeksikan mampu mengairi irigasi seluas 5.472 Ha dan berfungsi sebagai pembangkit listrik 3,3 mW. Nantinya, bendungan ini juga akan difungsikan untuk pengendali banjir hingga objek wisata bagi masyarakat.
“Bendungan multipurpose ini memiliki potensi air baku, sumber energi listrik, pengendali banjir, serta mendukung produksi pertanian yang berkelanjutan,” lanjutnya
Pembangunan bendungan menelan biaya hingga Rp.986.503.498.000. Terdiri dari bendungan utama, jembatan relokasi, bendungan Pelana, Bangunan Pelimpah, Bangunan Fasilitas, Bangunan Pengambilan dan Gerbang Selamat Datang.
Proyek strategis nasional ini, kata dia, terbukti mampu mengendalikan banjir yang terjadi di Kalsel dalam waktu belakangan tadi.
“Dampak yang ditimbulkan, tidak separah daerah lainnya,” klaimnya.
Kesempatan ini juga digunakan Safrizal untuk memohon dukungan lebih dalam hal peningkatan infrastruktur di Kalsel. Di antaranya Bendungan Pancur Hanau di kabupaten HST, Bendungan Riam Kiwa di kabupaten Banjar dan Bendungan Kusan di Tanah Bumbu.
Selain itu juga pembangunan irigasi rawa dan normalisasi sungai Martapura, termasuk rehabilitasi DAS Barito.
“Sehingga dapat mencegah bencana banjir di masa depan. Di samping itu, perlu juga dukungan sistem peringatan dini kebencanaan, ” katanya
Sebagai informasi, Kalsel mengalami kerugian akibat banjir bandang yang terjadi. Sehingga perlu adanya dukungan penuh dari pemerintah untuk memulihkan kembali kondisi Kalsel.
Adapun kerusakan yang ditimbulkan antara lain 128 jembatan, 1.693. 295 meter jalan, lebih dari 121 ribu hektare lahan pertanian, 1.418 sekolah, kerusakan permukiman, serta sektor lainnya yang terdampak banjir. Perkiraan kerugian mencapai lebih dari Rp1,3 triliun.
Selain hal di atas, pemerintah provinsi juga mengusulkan pembangunan jalan lintas barat dari Marabahan-Tapin-Amuntai-Tanjung sampai dengan perbatasan Kalimantan Timur.
Lalu, pembangunan jalan lintas tengah yang menghubungkan kawasan metropolitan Banjarmasin dan kawasan industri Batulicin, sampai dengan ibu kota negara yang sangat dibutuhkan masyarakat.
“Jika usulan ini terwujud, maka Kalsel memiliki jalur alternatif transportasi, yang selama ini hanya tergantung pada satu jalur. Sehingga menimbulkan masalah distribusi logistik. Jika terjadi kerusakan jalan dan jembatan,” pungkasnya
Persiapan Penyambutan RI-1 di HST Ambyar, Hotel hingga Peralatan Tak Jadi Dipakai