bakabar.com, JAKARTA – Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa dunia saat ini dihadapi oleh ketidakpastian global, salah satunya di sektor ekonomi. Selain pandemi Covid-19, kondisi ketidakpastiaan ini juga diperparah dengan adanyaperangantara Rusiadengan Ukraina.
“Dulunya ketidakpastian itu karena disrupsi teknologi, revolusi industi 4.0, tapi ditambah lagi dengan pandemi, ditambah lagi dengan perang di Ukraina,” kataJokowidalam Pembukaan Rapat Pimpinan TNI-Polri Tahun 2022 di Jakarta Timur, Selasa (1/3/2022).
Menurut dia, perang yang terjadi saat ini berdampak terhadap kelangkaan energi yang dirasakan sejumlah negara. Akibatnya, harga bahan bakar minyak (BBM) hingga LPG atau gas menjadi naik.
“Kelangkaan energi, sudah dulu sebelum perang harganya naik karena kelangkaan, ditambah perang harganya naik lagi. Sekarang harga per barel sudah di atas (USD) 100 yang sebelumnya hanya (USD) 50-60, semua negara yang namanya hargaBBMnaik semua, LPG naik semuanya,” jelasnya.
“Hati-hati dengan ini, hati-hati dengan ini. Kenaikan, kenaikan, kenaikan, karena semuanya naik (harganya),” sambung Jokowi.
Ongkos Produksi Naik
Menurut dia, kenaikan harga BBM ini akan berdampak terhadap ongkos produksi yang juga menjadi meningkat. Hal inilah yang mengakibatkan harga pangan menjadi naik di pasaran.
“Kenaikan harga produsen, pabrik mau produksi sesuatu dia beli bahan baku harganya naik, dia mau beli bahan baku harga naik, beli BBM harganya naik. Artinya apa? Ongkos produksi naik, terus harga di pabriknya menjadi jauh lebih tinggi, terus dikirim ke pasar berarti harga konsumennya juga nanti akan naik, ini efek berantainya seperti ini,” ujar Jokowi.
Kenaikan Harga Pangan di Sejumlah Negara
Adapun kenaikan harga barang juga dipicu karena adanya kelangkaan kontainer yang membuat proses pengiriman menjadi terganggu. Kondisi ini membuat harga barang menjadi langka dan akhirnya naik.
“Yang juga tidak kita duga-duga muncul kelangkaan pangan. Di beberapa negara sudah terjadi dan di semua negara terjadi yang namanyafood raid, harganya semuanya naik,” tutur dia.
“Beberapa negara besar juga mengalami, beberapa negara sudah di atas 90 persen. Hati-hati dengan ini yang namanya urusan pangan,” imbuh Jokowi.